Podcast » Cakrawala

Lintas Darat Sumut-Aceh Kian tak Aman

12 March 2014 - 18:47 WIB

Beberapa hari lalu, ketika berkunjung ke Kantor Serambi Indoensia Kapolda Aceh, Brigjen Pol Husein Hamidi, menyampaikan permintaan maaf sekaligus memohon maklum kepada masyarakat, khususnya di jalan raya, atas penggelaran razia secara tiba-tiba pada waktu dan tempat yang tidak menentu.

Menurut jenderal polisi berbintang satu itu, razia dilaksanakan untuk memberi rasa aman kepada masyarakat yang akhir-akhir ini mulai terusik oleh berbagai kejahatan dan gangguan lainnya, terutama di jalan raya. Untuk kegiatan ini, 665 personel atau empat satuan setingkat kompi (SSK) digeser dari Mapolda Aceh ke kabupaten/kota di lintas timur Aceh yang selama ini dinilai rawan, mulai dari Pidie hingga ke Aceh Tamiang. “Personel tambahan ini untuk mem-back up anggota di Polres dalam merazia senjata api, baik di jalan hingga ke pelosok gampong. Kita juga terus berkoordinasi dengan TNI. Pangdam IM sudah menyatakan 1.300 personel TNI siap mem-back up. Pangdam menyebut istilahnya untuk penebalan di tingkat Kodim,” ujar Kapolda.

Ya, belakangan ini, intensitas gangguan keamanan yang diwarnai letusan senjata api memang cenderung meningkat. Dua hari lalu, Tim gabungan Polres Aceh Timur dan Brimob Subden II Aramiah menembak seorang tersangka pemilik senjata api (senpi) di Peureulak Kota, Aceh Timur. Sedangkan seorang lainnya berhasil lolos dari kepungan petugas.

Sepekan sebelumnya, polisi di Aceh Jaya juga menembak seorang pria muda hingga kemudiannya tewas karena yang bersangkutan buru-buru berbalik arah menghindari razia polisi pada tengah malam itu.

Ketidaknyamanan di jalan raya bukan saja karena adanya razia dan aksi-aksi orang bersenpi, tapi juga ada hal yang juga sangat meresahkan. Yakni, seperti diberitakan harian ini dua pekan lalu, awak angkutan barang dari Medan ke Banda Aceh atau sebaliknya yang berplat BL, dipungli atau diperas oleh oknum-oknum petugas jembatan timbang dan pos-pos aparat tertentu di kawasan Sumatera Utara. Untuk hal ini, Kapolda Aceh secara lisan telah berbicara dengan pejabat-pejabat kepolisian di Sumut.

Belum sampai di situ, masih ada gangguan terhadap bus penumpang umum. Peristiwa paling baru menimpa satu unit bus Sempati Star, pada Minggu (9/3) pagi. Bus yang penuh penumpang dari Banda Aceh menuju Medan itu dilempari batu di Km 12 Binjai, Sumatera Utara.

Lemparan itu mengenai kepala sopir hingga pingsan. Akibatnya, bus mewah itu melaju tanpa kendali hingga menabrak pohon, tiang listrik, dan berhenti setelah menabrak pagar beton pabrik. Sejumlah penumpang terluka.

Terhadap kasus-kasus kejahatan serta gangguan rasa aman di jalan raya, masyarakat termasuk para pengusaha angkutan umum tentu sangat berharap pihak kepolisian di Aceh dan Sumut supaya dapat mengatasi hal ini. Sebab jika lalu lintas hubungan darat terus terganggu seperti selama ini, maka itu secara umum akan sangat merugikan pemerintah dan masyarakat dua provinsi bertetangga ini, khususnya terkait dengan aktivitas perekonomian.

Untuk itu, sekali lagi kita semua mendesak pihak kepolisian dapat segera melakukan pemulihan dan memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat di jalan raya maupun tempat-tempat lainnya.

—————————————————————–

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666

Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah :