Podcast » Cakrawala

Nurul Jadi Korban Kelalain Sekolah

29 September 2015 - 22:52 WIB

Satu peristiwa miris dan memprihatinkan diduga telah terjadi di MIN Keunaloe, Kecamatan Seulimuem, Aceh Besar. Serombongan murid sekolah itu dikabarkan mengeroyok seorang murid perempuan bernama Nurul Fatimah (11) hingga muntah darah dan akhirnya meninggal dunia.

Kasus yang merenggut nyawa murid kelas IV itu sudah terjadi hampir dua pekan lalu. Tapi, pihak kepolisian baru mendapat informasi, Jumat 25 September 2015. “Tidak ada laporan ke kami, saya juga tahunya dari Pak Keuchik Peukan Seulimum yang sempat ke RSUDZA,” kata polisi.

Polisi memang sedang melacak peristiwa yang sangat memilukan itu. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan LBH Anak dan Dinas Sosial karena pelakunya masih di bawah umur. Kami juga tetap mengupayakan penyelesaian lewat hukum adat,” kata polisi.

Informasi sementara yang diterima polisi, korban adalah warga Gampong Diliep, Aceh Besar. Ia diduga dianiaya enam murid laki-laki teman sekolahnya.

Korban sempat dirawat di Puskesmas Seulimuem lalu dirawat jalan karena pihak puskesmas melihat anak ini sudah baikan. Namun kondisinya kembali memburuk sehingga dibawa ke RS Satelit di Indrapuri dan akhirnya dirujuk ke RSU Zainoel Abidin Banda Aceh dan meninggal dunia pada Sabtu malam, 26 September 2015.

Terhadap tragedi itu, kita hanya bisa menggeleng-geleng kepala. Moral kita tak sanggup menyalahkan pelaku yang usianya masih berkisar 10 dan 11 tahun. Satu hal yang kita sesalkan adalah kelalaian pihak sekolah. Itulah yang belakangan paling mendapat sorotan mengingat kasus kekerasan terhadap anak sangat sering terjadi.

Yang jelas, kasus yang menimpa Nurul jelas-jelas telah membuat banyak orang tua cemas terhadap keselamatan anaknya dalam pergaulan di sekolah. Lembaga pendidikan itu kini tak lagi dianggap mampu melindungi anak dari berbagai tindak kekerasan.

Dalam satu sorotan oleh berbagai kalangan pendidik, sosiolog, psikolog, dan lainnya, kita memang diingatkan supaya jangan menggeneralisir bahwa semua sekolah tidak aman bagi anak-anak. Masih sangat banyak sekolah yang betul-betul menjadi lembaga pendidikan, sekaligus “rumah kedua” yang aman dan nyaman bagi anak. Meski demikian, kasus-kasus di atas tak bisa dianggap sepele dan hendaknya menjadi sirine tanda bahaya bagi anak-anak.

Yang jelas, peristiwa-peristiwa kekerasan di sekolah haruslah semakin menggugah kesadaran orangtua, guru, pemerintah, dan publik tentang pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap anak. Pertama, orangtua merupakan kunci pertama dan utama untuk melindungi anak. Umumnya, kekerasan terhadap anak atau yang dilakukan anak berawal dari minimnya perhatian orangtua.

Kesibukan orangtua mencari nafkah membuat komunikasi dengan anak menjadi sangat minim. Akibatnya, orangtua hampir tak mengetahui perkembangan anak-anaknya. Padahal, solusi untuk mengatasi kekerasan terhadap anak dan upaya meredam anak melakukan tindak kekerasan harus dimulai dari rumah.

Namun begitu, dengan perkembangan kekinian, guru-guru di sekolah tak boleh lagi lalai. Termasuk pada jam istirahat. Sebab, kasus-kasus itu terjadi pada saat murid-murid sedang tidak belajar. Nah?!

—————————————————————-

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 858 777