News Update » Bireuen » News Update

5.000 Ha Sawah di Bireuen Tadah Hujan

12 April 2015 - 15:59 WIB

SERAMBIFM.COM, BIREUEN – Seluas 5.000 hektare lebih areal sawah di Kabupaten Bireuen, masih bergantung pada air hujan atau sawah tadah hujan, sehingga para petani sulit untuk menggarap sawah secara teratur. Petani mengharapkan bantuan pemerintah untuk membangun irigasi teknis guna mengairi air ke persawahan mereka

Informasi yang diperoleh Serambi dari Dinas Pertanian dan Peternakan Bireuen, Sabtu (11/4) menyebutkan, sawah tadah hujan itu tersebar di Kecamatan Gandapura, Makmur, Peusangan Siblah Krueng, Peusangan Selatan, Kecamatan Juli, dan Kecamatan Peudada.

Setiap tahunnya, sebagian petani di beberapa kecamatan tersebut hanya bisa menggarap sawahnya satu kali dalam setahun. Tidak jarang, dalam setahun banyak petani tidak bisa menggarap sawahnya, karena kekurangan pasokan air. Sementara di kawasan yang sudah memiliki jaringan irigasi teknis, petani dapat menanam padi dua kali setahun.

Abubakar (53), petani di Kecamatan Peudada, kepada Serambi, Sabtu (11/4) mengatakan, di Kecamatan Peudada terdapat 1.200 hektare lebih sawah sistem tadah hujan. Dikatakannya, saat musim kemarau, sawah di kecamatan itu kering-kerontang. Sebaliknya saat musim hujan, areal persawahannya tergenang air, karena belum ada irigasi dan saluran pembuang. “Bahkan pernah juga dalam setahun kami tidak bisa menanam padi sekalipun, karena tidak ada pasokan air,” kata Abubakar.

Hal senada juga diutarakan beberapa petani lainnya di Kecamatan Peusangan Selatan, Makmur, Juli, dan petani di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng. Mereka mengharapkan kepada pemerintah untuk membangun jaringan irigasi teknis di kawasan itu. “Kami di Peusangan Siblah Krueng sangat membutuhkan jaringan irigasi teknis, karena mayoritas sawah di Peusangan Siblah Krueng masih bergantung pada air hujan,” kata Ibrahim, petani di kecamatan tersebut.

Kadis Pengairan, Pertambangan dan Energi Bireuen, Ismunandar mengatakan, untuk membangun jaringan irigasi teknis dibutuhkan dana yang besar. Selain kebutuhan biaya, katanya, petani harus mendukung pembangunan irigasi untuk pembebasan lahan. “Selama ini, masih terkendala pembebasan lahan, karena masih ada masyarakat yang belum mengizinkan tanahnya untuk dibangun irigasi,” kata Ismunandar.

Ismunandar mengharapkan dukungan masyarakat untuk menghibahkan tanahnya untuk dibangun irigasi, seperti di Kecamatan Peudada, Peusangan Siblah Krueng, dan beberapa kecamatan lainnya.(c38)