News Update » Aceh Utara » News Update

Lagi, Urea Langka di Aceh Utara

25 January 2015 - 15:26 WIB

SERAMBIFM.COM, LHOKSUKON – Kelangkaan pupuk urea, kembali melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Utara. Kelangkaan pupuk urea bersubsisi itu sudah melanda daerah itu, sejak dua pekan terakhir. Sementara, sebagian besar warga di bagian timur kabupaten itu mulai turun ke sawah. Petani berharap, Pemkab Aceh Utara segera mencari jalan keluar agar kelangkaan pupuk bersubsidi itu dapat diatasi. Kelangkaan pupuk urea juga pernah terjadi pada pertengahan hingga akhir Desember 2014 lalu. “Warga di Kecamatan Tanah Jambo Aye sudah menyemai benih padi. Namun, sebagian warga terpaksa menunda tanam padi, karena belum ada pupuk. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pertumbuhan padi sangat lamban, bila tak diberikan pupuk,” ujar Rusli (35), petani di Gampong Matang Maneh, Kecamatan Tanah Jambo Aye, kepada Serambi, Sabtu (24/1).

Muhammad Rizal (26) warga Lueng Baro, Kecamatan Lapang menyebutkan, warga di kawasannya juga kesulitan mendapatkan urea dan NPK bersubsidi. “Kalau pupuk nonsubsidi mudah didapatkan di kios pengencer, namun warga tak mampu membeli dengan harga mahal. Kemungkinan lain, kelangkaan pupuk bersubsidi ini karena diselewengkan oleh oknum tertentu,” kata Rizal.

Saiful Nur (30) warga Kecamatan Tanah Pasir menyebutkan, di kawasannya juga langka urea bersubsidi. “Kami meminta pemerintah dan distributor menyalurkan pupuk bersubsidi ke setiap desa sesuai dengan kuota, sehingga ke depan pupuk tidak langka lagi,” katanya.

Wakil Ketua DPRK Aceh Utara Abdul Mutaleb juga menyebutkan, Pemkab Aceh Utara harus segera mencari solusi untuk mengatasi krisis pupuk bersubsidi di daerah ini. Karena, kelangkaan pupuk seringa terjadi setiap musim tanam. “Saya sarankan, penyaluran pupuk dibagikan langsung ke setiap desa, sehingga semua warga mendapatkan jatahnya. Namun, jika tidak bisa, dinas pertanian harus mencari solusi lain. Saya tidak mau mendengar lagi masalah kelangkaan pupuk bersubsidi di Aceh Utara,” pungkas Taliban, sapaan akrab Abdul Mutaleb.

Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan (Distannak) Aceh Utara, Jafar Ibrahim menyebutkan, pihaknya sudah pernah mengusulkan metode penyaluran pupuk dari distributor langsung kepada tiap desa. Namun usulan itu ditolak kementerian. Sebab, ketentuanya, penyaluran pupuk subsidi dari pabrik ke distributor, lalu ke pedagang, kemudian kepada petani. Karena itu, ia sedang mencari solusi lain mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut.

Selain itu, ia sudah mengusulkan tambahan kuota pupuk bagi petani di Aceh Utara. Jumlah kebutuhan pupuk capai 16.000 ton, sedangkan kuoata subsidi hanya 8.000 ton lebih, akibatnya, kelangkaan pupuk sering terjadi di daerah ini.(jf)