News Update » News Update » Sabang

Tugu Km Nol Dijadikan Tempat Akad Nikah

14 October 2014 - 15:09 WIB

SERAMBIFM.COM, SABANG – Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Ir Fauzi Husin mengatakan, seperti halnya Pemko Sabang, BPKS pun bertanggung jawab mendongkrak aset wisata di Sabang sehingga lebih menarik bagi wisawatan dan cepat berkembang menjadi tujuan wisata internasional.

“Kita sudah bikin program pengembangan dan pembangunan Tugu Kilometer Nol dan sejumlah aset wisata lainnya. Bukan mustahil Tugu Kilometer Nol juga dapat dijadikan sebagai aset wisata religi, termasuk kita plot sebagai tempat dilangsungkannya prosesi ijab kabul bagi pasangan yang ingin menikah di Kilometer Nol,” kata Fauzi Husin saat membuka Sosialisasi Sadar Wisata di Sabang Inn Hotel, Senin (13/10).

Sosialisasi yang dirangkai dengan seminar pariwisata itu diselenggarakan BPKS karena jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Sabang diprediksi bakal melonjak, terutama pada akhir tahun 2014 nanti.

Pada sesi seminar, dua narasumber dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) hadir, yakni Muslem Amiren MM MSi serta Mujiburrizal, penggagas wisata syariah di Aceh. Sesi ini berlangsung menarik. Terutama karena kedua narasumber menilai, masih cukup banyak potensi wisata di Sabang yang dapat dikembangkan secara profesional, termasuk di dalamnya pengembangan sektor wisata syariah yang selama ini masih dipandang sebelah mata.

“Peta pariwisata dunia sekarang sudah berubah. Banyak negeri yang penduduknya mayoritas muslim di Timur Tengah kini mengarahkan pandangannya ke Asia sebagai destinasi wisata syariah. Dengan revolusi pariwisata yang lagi booming ini tidak salah kalau Aceh sudah harus berbenah dengan konsep wisata syariah yang powerfull, tak terkecuali Kota Sabang,” kata Muslim Amiren yang pernah studi di Jepang.

Ia tambahkan agar Sabang tidak perlu lagi menargetkan turis jenis backpecker karena turis level ini tidak memberikan income lebih kepada daerah wisata.

Ketua Panitia Sosialisasi dan Seminar, Hidayat Syarief SH menyebutkan, acara itu dihadiri 100 peserta yang merupakan perangkat gampong dari 18 kelurahan di dua kecamatan yang ada di Kota Sabang.

Konsepsi sadar wisata itu, menurutnya, ditekankan pada tingkat akar rumput (grassroot), sehingga para pelaku wisata dapat memberikan pelayanan (servis) wisata sesuai bidangnya masing-masing. Misalnya, sopir angkutan, buruh di Pelabuhan Balohan, pebisnis restoran atau waralaba kuliner, perhotelan, operator perahu kaca, souvernir counter, hingga abang becak yang melayani angkutan turis.

“Pendeknya, kita lakukan reformasi mendasar di sektor pelaku pariwisata Sabang agar kota ini benar-benar welcome pada wisatawan,” kata Hidayat Syarief yang juga Kepala Humas BPKS Sabang. (dik/az)