News Update » Kutaraja » News Update

Aceh Besar Tuan Rumah PORA 2018

11 September 2014 - 20:06 WIB

SERAMBIFM.COM, BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Zaini Abdullah akhirnya menetapkan Aceh Besar sebagai tuan rumah penyelenggara Pekan Olahraga Aceh (PORA) tahun 2018. Penetapan itu berdasarkan Keputusan Gubernur Aceh Nomor 426/646/2014 yang diserahkan Asisten I Bidang Pemerintahan Aceh, Iskandar A Gani kepada Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah.

Penyerahan tersebut berlangsung di acara penganugerahan pelaku olahraga berprestasi tingkat Provinsi Aceh dalam rangka Haornas Ke-31 tahun 2014 di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Selasa (9/9) malam. (lihat pelaku olahraga berprestasi)

Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah kepada wartawan usai menerima SK Gubernur Aceh mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih banyak kepada insan pelaku olahraga di Aceh yang telah memberi kepercayaan kepada Pemkab Aceh Besar untuk perhelatan PORA 2018. Sebenarnya Aceh Besar sudah sangat layak untuk mendapatkan kepercayaan itu, mengingat beberapa fasilitas sudah lumayan. Dalam presentasi pada 2014, memang Aceh Besar juga termasuk dalam kategori yang bagus penilaiannya. “Alhamdulillah kali ini kita diberi kepercayaan,” ujar pria yang akrap disapa Aduen Mukhlis.

Untuk mendukung itu, kata Aduen Mukhlis, membutuhkan keseriusan secara kontinyu, intens, dan komunikasi antara pemerintah kabupaten dengan provinsi melalui dinas terkait, KONI, pengcab, dan pengprov. Kalau dilihat memang tidak begitu lama interval waktu 2014 ke 2018, tapi harus sempurna dan maksimal. Tentunya harus melihat fasilitas apa yang menelan anggaran dan biaya yang cukup besar. Bahkan Aceh Besar sudah memikirkan pembangunan sebuah stadion, dan di situ juga nantinya diapit oleh semacam sport center. “Untuk mendukung di indor guna pembukaan, otomatis Aceh Besar belum ada yang berskala atau standar yang diharapkan,” ujarnya.

Mengenai keberadaan lokasi nanti, kata Aduen Mukhlis, akan duduk bersama, di mana yang lebih strategis, dan yang lebih mudah terjangkau oleh para pelaku olahraga semuanya. Termasuk melihat wilayah mana yang bisa menampung akomodasi para peserta dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Aceh. Kalau melihat venue untuk beberapa cabang itu tidak terlalu berat. Tapi yang berat itu untuk membuat sebuah fasilitas stadion yang bisa menelan biaya mungkin diatas Rp 10 miliar. Kalau stadion berkapasitas mungkin 25.000 penonton sampai Rp 40 miliar. “Kalau membuat venue yang simpel-simpel saja, seperti Idi Sport Center bisa dimulai pertengahan 2016. Tapi kalau untuk stadion itu mulai dari sekarang harus kita pikirkan,” ujarnya.

Kalau melihat kedekatan, kata Aduen Mukhlis, ada beberapa fasilitas yang tak dibutuhkan lagi di Aceh Besar semacam kolam renang, karena ada di Banda Aceh. Kalau misalnya panjat tebing dan panahan sudah ada. Apalagi di Aceh Besar sudah ada lahan yang memang dibebaskan oleh Pemkab Aceh Besar dan Pemerintah Aceh untuk pembangunan fasilitas olahraga. Tapi mengenai tempat dipusatkannya pembangunan akan duduk dan musyawarah dulu. “Tapi untuk sentral atau open seremoni itu kita pikir harus ada di stadion sepakbola yang bisa menampung kontingen dari 23 kabupaten/kota, dan itu harus kita musyawarah dulu,” ujarnya.

Seperti diketahui, dalam pemilihan tuan rumah PORA di Kota Langsa, Juni lalu, ada enam daerah maju mencalonkan diri. Melalui pemilihan langsung, Aceh Besar yang dipimpin Wakil Bupati, Syamsulrizal serta Ketua Umum KONI, HT Ibrahim sukses meraih 23 suara. Kemudian, Aceh Barat Daya (17), Aceh Jaya (4), Aceh Selatan (3), Aceh Tamiang (2) dan Kota Sabang 1 suara. Nama, tiga daerah terbanyak suara dikirim kepada Gubernur Aceh. Akhirnya Aceh Besar ditetapkan sebagai tuan rumah.(Muhammad Hadi)