Podcast » Talkshow

Membayar Jam Kerja

18 March 2014 - 00:45 WIB

KITA bisa terkejut dengan harga suveniryang dijual di beberapa tempat wisata ditanah air. Meski barangnya kecil, tapi nilaiseni dari satu oleh-oleh kerajinan ataubarang lainnya yang melekat dari keterkenalansuatu daerah bisa sangat mahal.

Para pelancong pun, jarang menawar harga.Ada kesan tersendiri saat mengoleksi barang-barang dari luar yang kita beli meski dengan harga yang cukup tinggi. Harga-harga barang di pasaryang kita beli, terkadang juga tidak masuk padakategori harga yang semestinya kita bayar.

Adakalanya, barang yang kita beli bentuknya biasasaja, tetapi karena proses pembuatannya unik danmengandalkan kreasi seni, maka akan memilikiharga yang pantastis.Setiap produk, apa pun itu, hakikatnya adalah”nilai tambah”. Yang kita bayar itu sesungguhnya”nilai tambah” dari barang tersebut, di mana me-miliki “jam kerja” cukup kompetitif dan produktifsaat barang dimaksud dihasilkan atau diciptakan.

Jam kerja yang dihabiskan untuk memberi-kan nilai tambah pada suatu produk menunjukkanpada adanya “pekerjaan” atau “usaha” yang telah dihabiskan untuk memproduksinya. Dengan pe-kerjaan tersebut, kemudian tercipta atau mencip-takan “lapangan kerja” di tempat barang atau jasaitu dihasilkan.

Ketika semua produk yang kita konsumsi be-rasal dari daerah lain; maka artinya kita telah men-ciptakan “lapangan” kerja bagi daerah tersebut, kitatelah membayar jam kerja orang- orang yang terli-bat dalam proses terciptanya produk yang kita beli.Saat ini, di sekitar kita begitu banyak orangyang “tidak ada” yang membayar “jam kerja” mere-ka karena memang tidak punya pekerjaan.

Mereka yang tidak memiliki jam kerja alias mengangguryang ada di Aceh, berdasarkan data Badan PusatStatistik (BPS) pada Februari 2013 meningkat 13ribu orang. Ini terjadi akibat minimnya lapangan kerja,sementara angkatan kerja terus bertambah.Mengapa angka pengangguran itu naik, kare-na mereka tidak punya kesempatan atau tidakpunya keahlian atau memang “takdir” yang belummemihak kepadanya, sehingga belum ada yangdapat membayar jam kerja mereka.

Saat ini semua individu, keluarga, hingga nega-ra berlomba-lomba menciptakan keahlian khususserta produk-produk unggulan yang ditujukanpada penciptaan lapangan kerja yang membayarjam kerja dari setiap pribadi yang bekerja. Produk-produk yang dihasilkan dari lapangan pekerjaandengan keahlian yang mumpuni menempati har-ga cukup bergengsi di pasar.Nah, karena harga adalah jam kerja yang kitabeli dari mereka yang bekerja, berkreasi, dan ter-us berinovasi, maka untuk memudahkan serta meningkatkan kualitas hidup manusia diperlukanpengetahuan agar jam kerja terbayar sesuai den-gan hak kreasi yang diciptakan seseorang.

Dengan demikian, membayar jam kerja se-sungguhnya adalah suatu proses transaksi”ekonomi” antara konsumen dengan produsen.Antara “user dengan suplyer”.Saat pengetahuan dimiliki, keahlian seseorangcukup mumpuni, di situlah ada harga yang dapatdibayar dari setiap jam kerja kita dalam menghasil-kan sesuatu termasuk barang dan jasa. Saat haldemikian sudah bergerak sempurna, maka hidupkita terasa penuh warna dan lebih berwarna.

—————————————————————-

Syedara lon, program “LIBAS” Radio SerambiFM, bisa Anda dengarkan setiap Hari Senin pada pukul 11.00 Wib.

Program ini mengupas bagaimana Metode Bisnis dan juga mengemas suatu Hal agar menjadi pebisnis sukses dengan berbagai motivasi terbaik dari “LIBAS” Bersama Bapak Suparno. Anda juga kami undang berpartisipasi di line telpon :0651-637172 dan 0811689020