Podcast » Cakrawala

Kita tidak Melihat Solusi Cerdas PLN

6 March 2014 - 22:45 WIB

Meskipun para pengelola listrik negara (PT PLN) sudah berkali-kali berjanji akan meminimalkan pemadaman listrik di kawasan Kota Banda Aceh dan sekitaranya, tetapi kenyataannya hal itu hanya sebagai pemanis di bibir saja. Buktinya, selama sebulan terkhir ini warga Banda Aceh terpaksa harus mengurut dada lantaran kecewa berat atas layanan PLN yang tidak profesional tersebut.

Masyarakat sepertinya sudah apatis, tidak tahu lagi kemana harus mengadu. Padahal, masyarakat tahu betul bahwa problema kekurangan daya listrik ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi selama itu pula kita tidak pernah mendengar adanya solusi cerdas yang ditawarkan oleh lembaga yang berada di bawah Kementerian BUMN tersebut.

Sanking buruknya pelayanan dimaksud, seorang warga Darussalam Prof Dr Yuswar Yunus MP melukiskan bahwa kondisi di daerahnya selama ini tak ubahnya seperti telah kembali ke suasana 1960-an. “Suasana Kopelma Darussalam kembali ke tahun 1960-an. Kita mundur 40 tahun lamanya,” kata guru besar Fakultas Pertanian Unsyiah, seperti disiarkan harian ini, Rabu kemarin.

Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan, terutama mengingat aktivitas masyarakat sangat tergantung kepada kesediaan pasokan listrik. Tak bisa dibayangkan bagaimana susahnya hidup masyarakat apabila aktivitasnya terhenti. Kondisi ini tidak hanya dialami mereka yang berdiam diri di rumah, tetapi juga dirasakan warga yang berprofesi sebagai penjaja makanan di malam hari.

Untuk itu, kita berharap semestinya pengelola PLN tidak hanya garang dalam mengutip rekening warga yang terlambat membayarnya, tetapi juga harus berani mengakui kesalahannya, lalu kemudian meminta maaf kepada masyarakat luas. Namun, tampaknya sikap ksatria tersebut tidak pernah ditunjukkan PLN sebagai sebuah sikap yang bertanggung jawab.

Menyangkut kasus ini berani kita katakan bahwa PT PLN tidak profesional dalam mengelola energi listrik tersebut. Yang ingin kita gugat adalah mengapa pemadan ini bisa berlangsung lama, misalnya mencapai lebih dari tiga jam. Kondisi ini tentu saja sangat mengecewakan warga, sementara mereka tidak boleh terlambat membayar tagihan setiap bulan.

Untuk itu, sekali lagi, kita patut mempertanyakan profesionalitas PLN. Soalnya, kalau saja pemadaman dilakukan secara bergilir selama 60 menit atau satu jam dalam sehari, itu masih bisa kita terima. Tetapi, kalau sudah mencapai berjam-jam tentu saja warga akan marah.

Sebab, hak-hak warga sepertinya terabaikan. Apalagi mengingat PLN sendiri tidak bisa menjelaskan terbuka kepada masyarakat, mengapa lamban sekali penanganannya. Nah?

—————————————————————-

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666

Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah :