Podcast » Cakrawala

Jangan Biarkan Warga Miskin Terus Tertipu

9 January 2014 - 22:00 WIB

Korban penipuan yang diiming-imingi akan mendapat dana diat Rp 40 juta oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, semakin bertambah di Kabupaten Nagan Raya. “Data sementara, jumlah masyarakat di Nagan Raya yang diduga tertipu sudah mencapai 300 orang. Jumlah ini kemungkinan bisa bertambah,” kata mantan wakil panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Meulaboh Raya, Cut Man SE.

Kapolres Nagan Raya AKBP Gunawan Eko Susilo SIK mengaku belum mendapatkan laporan dari masyarakat terkait dugaan penipuan dana diat bagi korban konflik di wilayah itu. Namun, pihaknya berjanji akan menelusuri kasus ini dan berupaya untuk menangkap pelakunya.

Diperkirakan, jumlah korban yang tertipu masih banyak lagi. Tapi, sebagian dari mereka tidak mau mengaku karena malu atau karena hal-hal lain. Yang jelas, mantan kombatan GAM itu mengaku dalam beberapa hari belakangan banyak menerima pengaduan korban.

Menurutnya, modus yang dilakoni pelaku dalam kasus ini tetap sama seperti yang pernah terungkap di tempat-tempat lainnnya. Yakni, meminta warga mengurus surat keterangan korban konflik dari masing-masing keuchik (kepala desa) di wilayahnya, kemudian dibawa ke camat untuk diteken sebagai syarat sahnya sebuah surat rekomendasi.

Berikutnya, warga menyerahkan surat tersebut sebagai proposal kepada pihak tertentu di sebuah organisasi dengan harapan mendapatkan bantuan yang dijanjikan itu. Masyarakat sendiri kebingungan. Antara yakin dan tidak, maka mereka tetap saja mengurus surat rekomendasi untuk mencoba peruntungan.

Informasi tentang bantuan dana diat itu awalnya memang ada pihak yang menghembuskan ke masyarakat. Padahal dana diat sebesar itu jelas-jelas tidak ada.

Kompensasi dana diat memang ada. Namun, ini merupakan uang yang dibayar pemerintah kepada korban konflik Aceh yang meninggal. Dana itu diterima ahli waris korban, tapi besarnya hanya Rp 3 juta per tahun, bukan Rp 40 juta. Dana pola diat biasanya dibayar seminggu menjelang Idul Fitri yang dirintis sejak 2002 saat Aceh dipimpin pasangan Abdullah Puteh dan Azwar Abubakar.

Dalam catatan kita, kasus-kasus penipuan dengan modus semacam itu memang akrab terjadi di Aceh. Mulai dari janji modal usaha, bantuan rumah, bantuan diat, dan lain-lain. Pers juga sudah berkali-kali mengingatkan masyarakat agar jangan terpengaruh isu-isu semacam itu.

Apalagi, belakangan ini yang paling banyak bergentayangan di tengah masyarakat adalah orang-orang yang mengaku dapat mengurus lulus CPNS. Calo-calo ini biasanya mencari “mangsa” guru-guru honor di desa-desa terpencil.

Demikian pula tentang pembangunan rumah untuk kaum dhuafa oleh Baitul Mal Aceh. Ini juga dijadikan ajang untuk menipu orang-orang miskin di pedesaan. Ada warga dhuafa yang “rela” menjual kambing dan ternak lainnya untuk demi mendapatkan jatah rumah bantuan seperti dijanjikan si penipu tadi.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka akan banyak lagi orang-orang yang berani “memangsai” warga di desa-desa dengan “menjual” berbagai isu. Jadi, agar kasus-kasus penipuan semacam ini tak kian meluas serta tidak ada lagi korban yang tertipu, maka penegak hukum harus serius mengusutnya.

————————————————————-

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666

Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah :