Podcast » Cakrawala

Penghambat Penegakan SI Memang Harus Dibungkam

5 December 2013 - 18:40 WIB

PULUHAN pemuda yang sebagian dalam keadaan mabuk, du malam lalu menyerang Markas Wilayatul Hisbah (WH) Kota Langsa. Secara beringas mereka merusak fasilitas-fasilitas kantor serta dua kendaraan dinas. Tak cuma itu, seorang petugas WH juga menjadi sasaran amuk anak baru gede ini. Si petugas yang babak belur harus dilarikan ke rumah sakit. Pasca penyerangan itu polisi setidaknya menangkap tujuh orang yang diduga sebagai pelaku anarkis itu.

Anarkisme anak-anak muda di Langsa bukan baru kali ini saja terjadi. Perlawanan terhadap petugas penegak Syariat Islam (SI) itu sudah berkali-kali terjadi. Bahkan, beberapa malam sebelum kejadian penyerangan Markas WH Kota Langsa, Walikota setempat ikut turun langsung bersama petugas WH untuk memantau kondisi kota. Dalam pantauan itu, Walikota sempat menangkap serta menyita sejumlah botol berisi minuman keras dari tangan anak-anak muda yang sedang mabuk.

Peristiwa penyerangan Markas WH dua malam lalu berawal dari penangkapan beberapa pemuda yang kedapatan mabuk di kawasan Jalan A Yani, Langsa Kota. Rupanya, kemudian sejumlah pemuda lain yang sebagian besar dalam kondisi mabuk bersepakat menyerang Markas WH untuk membebaskan teman-temannya yang sudah diamankan polisi syariah.

Walikota Langsa Usman Abdullah marah besar terhadap para pemuda yang menyerang Markas WH. “Ini merupakan pelecehan sekaligus merongrong wibawa institusi negara. Tak ada ampun begi mereka. Harus diganjar dengan hukuman berat.”

Yang sangat disesalkan Usman Abdullah, ternyata yang membuat keonaran di Langsa adalah orang luar. Buktinya, dari tujuh orang yang diamankan aparat berwajib, enam di antaranya merupakan warga luar Langsa.

Selain marah, Usman Abdullah juga melihat peristiwa sebagai indikasi betapa merosotnya akhlak anak-anak muda. Karenanya, Walikota ini mengajak para orang tua untuk bersama-sama memperbaiki moral anak muda yang sudah rusak serta mencegah agar tak ada lagi yang terperosok dalam pergaulan bebas yang kemudian merusak moral.

Jika, Pak Wali tadi mengatakan pelecehan dan rong-rongan terhadap isntitusi negara, kita malah melihat lebih dari itu. Yakni mereka juga melecehkan simbol-simbol agama. Dengan caranya, mereka terus berusaha melawan upaya-upaya penegakan syariat Islam, terutama yang dijalankan WH. Inilah yang sebetulnya harus lebih diwaspadai.

Ketika sejumlah anak-anak yang akrab hidup bebas di jalanan diamankan WH, maka polisi syariah ini “diserang” dengan tudingan membelenggu kebebasan berekspresi. Lalu, dikaitkan lagi dengan HAM dan demokrasi. Paham HAM yang dijadikan “legalitas” melakukan kemaksiatan jelas tidak bisa diterima masyarakat di sini.

Justru itulah, demi tegaknya syariat Islam, demi hidup yang lebih nyaman, demi pergaulan yang bermoral, maka kita dukung tekad Kepala Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Drs H Ibrahim Latif MM, yang sudah menyatakan tak pernah gentar kepada siapapun yang menentang penegakan syariat Islam. “Kita dan WH tidak pernah gentar menghadapi ancaman. Kita tetap komit menegakkan syariat Islam di Kota Langsa.”

SElain itu, kita juga sependapat dengan Walikota Langsa bahwa peran masyarakat, terutama para orang tua, sangat penting dalam memperbaiki kondisi pergaulan kaum muda yang sudah telanjur buruk. Sekali lagi, para orang tua harus secara ketat mengawasi anak-anaknya agar tak terjerumus pergaulan yang tidak bermoral.

————————————————————-

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666

Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah :