Podcast » Talkshow

LIBAS (Lepas Inspirasi Bisnis Ala Suparno) “Lupa”

24 December 2013 - 18:13 WIB

ADA banyak peristiwa di sekitar kita yang pernah teralami, baik tentang kehidupan kita maupun sesuatu yang terkait dengan jalannya kehidupan itu. Kita terkadang abai akan sinyal-sinyal hidup di mana dari situ kita bisa bangkit berubah menjadi lebih baik.

Akhir Desember ini, kita pun patut merenung kembali kilas balik peristiswa besar yang menimpa negeri Aceh, yakni gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004. Sembilan tahun, bukan waktu yang lama untuk dibiarkan lekang dari ingatan kita. Tetapi, ada di antara kita yang lupa bahwa peristiwa besar itu, sesungguhnya ujian hidup yang menyelamatkan sebagian penduduk negeri ini dan menenggelamkan sebagiannya lagi.

Tidak sedikit alumnus tsunami, yang selamat untuk melanjutkan kehidupan pascamusibah besar itu, kembali kepada perilaku dan tabiat kurang baik. Padahal, saat air menyeret, menenggelamkan dan memunculkannya kembali ke permukaan, adalah bagian penting dari sejarah kita saat ini yang tidak boleh dilupakan. Kita yang selamat karena segera lari sebelum air datang atau sedang tidak di lokasi bencana pada Minggu pagi, sesungguhnya sedang di bawah skenario Allah Swt, di mana kita memerankan lakon di tempat lain, sementara biasanya ada di lokasi yang luluhlantak, misalnya, karena gempa dan tsunami.

Tsunami telah menghancurkan segalanya, termasuk harta yang kita punya. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa itu satu tangga ujian menaikkan kita ke derajat lebih baik setelahnya. Lihat saja, ada banyak orang di sekitar kita, tiba-tiba kaya mendadak karena musibah ini. Proses rehab-rekons yang melibatkan banyak orang di Aceh dan dunia internasional, telah mengubah mata pencaharian seseorang setelah musibah menjadi bergelimang harta. Rumah-rumah yang disewa untuk kantor-kantor, para penerjemah bahasa yang semula tak memiliki apa-apa tiba-tiba menjadi dapat meraih segalanya.

Bencana besar itu telah membawa kita kepada kehidupan yang tak terkirakan sebelum gempa terjadi. Harga tanah dan sewa rumah melambung tinggi, padahal kita tidak pernah menyangka satu meter tanah di satu kampung dapat mengalami lonjakan harga tak terkira.

Momentum sembilan tahun musibah tsunami, sejatinya menjadi renungan mendalam bagi kita untuk tidak lupa bahwa orang-orang yang hidup di Aceh diberi banyak kepercayaan oleh Allah Swt untuk melanjutkan kehidupan di masa berikutnya. Kita jangan sekali-kali lupa, bahwa kita yang ada saat ini adalah orang pilihan yang diberi waktu untuk terus berbuat baik setelah kedukaan menimpa kita.

Gempa dan tsunami, telah berlalu. Ada banyak pelajaran yang kita petik tentang heroisme mereka yang selamat dari musibah. Ternyata, kita juga memiliki banyak kesempatan untuk lolos dari himpitan apa pun asal kita mau berusaha sekuat tenaga untuk lepas, sebagaimana lepasnya sebagian dari kita dalam pekatnya air tsunami yang menggulung membawa badan kita dalam ketidakpastian suasana.

Bagi yang sedang terlilit masalah dan masih mencoba peruntungan menuju sukses, yakinlah bahwa masih banyak cara untuk keluar. Ingatlah! bahwa kita ini dibekali kesempurnaan hidup oleh Tuhan untuk menjadi pemenang dalam pertarungan kehidupan di dunia ini dan meraih segala kesuksesan sebagai bekal menuju kampung akhirat.

“Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia, yaitu untuk ber’amar ma’ruf dan nahi mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran : 110).

——————————————————————

Syedara lon, program “LIBAS” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari Senin pada pukul 11.00 Wib.

Program ini mengupas bagimana Metode Bisnis dan juga mengemas suatu Hal agar menjadi bisnis succses dengan berbagai motivasi terbaik dari “LIBAS” Bersama Bapak Suparno. anda juga kami undang berpartisipasi di line telpon :0651-637172 dan 0811689020