Podcast » Cakrawala

Dinas Bina Marga tidak Becus Urus Cot Panglima

31 October 2013 - 19:20 WIB

KERUSAKAN jalan di kawasan Cot Panglima, Kecamatan Juli, Bireuen, mulai dari Km 26 sampai Km 29 semakin parah dan sebagian badan jalan sudah tergerus air. Bukan hanya sulit dilewati, tapi kondisinya sudah sangat mengancam keselamatan jiwa pelintas jalan dimaksud.

Dalam beberapa waktu terakhir hampir setiap saat kendaraan pribadi maupun truk-truk pengangkut sembako kebutuhan warga Dataran Tinggi Gayo, terperosok bahkan terbalik dalam kubangan-kubangan lumpur.

Yang lebih menyedihkan, sejumlah truk pengangkut hasil pertanmian seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dari Tanah Gayo, terpaksa membongkar muatannya karena truk “tenggelam” dalam lumpur Cot Panglima. Sebagian sayur-sayuran dan buah-buahan pernah membusuk karena gagal atau terlambat mencapai pasar.

Khusus di lintasan Cota Panglima, lebar badan jalan itu memang mencapai belasan meter. Tapi sebagiannya sudah digerus air, sehingga membentuk seperti alur di tengah jalan. Kesulitan yang dihadapi pelintas bukan hanya itu, bukit yang dikeruk untuk meluaskan badan jalan itu, acap longsor menutupi badan jalan, apalagi pada saat musim hujan.

“Pemerintah harusnya segera turun tangan. Aspal jalan tersebut, jangan cuma janji-janji. Jangan tunggu lagi jatuh korban di jalan Cot Panglima ini,” begitulah seorang sopir truk bermohon.

Senada dengan sopir truk tadi, Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin MM, juga sangat berharap jalan itu segera diselesaikan. “Ada satu jiwa warga poros tengah Aceh membutuhkan jalan tersebut untuk kelancaran mobilitasnya.”

Proyek jalan Cot Panglima memang sudah lama telantar. Alasannya karena lintasan itu merupakan jalan nasional. Biaya perbaikannya menggunakan APBN. Itulah alasan yang sangat tidak bisa diterima dengan akal sehat.

Mestinya, Dinas Bina Marga Aceh merasa sangat bersalah atas penelantaran proyek pelebaran jalan yang sudah banyak menelan korban. Dinas Bina Marga juga seharuisnya menjadi pihka yang kini segera bertanggung jawab menyelesaikan proyek itu sebelum banyak lagi korban berjatuhan serta terganggunya mobilitas masyarakat ke dan dari Dataran Tinggi Gayo.

Dalam kondisi yang demikian, Dinas Bina Marga tak boleh beralasan anggaran belum turun atau menunggu pengesahan APBN. Ini kondisinya sudah emergensi. Cobalah sekali-kali menunjukkan rasa peduli yang tinggi kepada masyarakat. Jangan cuma berpikir proyek dan fee-nya.

Kita juga berharap Gubernur dan Wagub kali ini harus bersikap keras kepada SKPA terkait. Sebab, penelantaran proyek pelebaran jalan Cot Panglima itu, selain sangat merugikan sejutaan masyarakat poros tengah Aceh, juga secara politis menyulitkan usaha “merangkul” hati masyarakat oleh Pemerintah Aceh.

DPRA juga tak boleh termakan alasan administratif untuk kemudian seperti membenarkan penelantaran peroyek jalan Cot Panglima. Padahal, penelataran jalan itu dalam kondisi yang sangat rusak dan mengancam jiwa pelintas, sama dengan membiarkan masyarakat bersusah payah.

Padahal jangankan menjelang momentum poltik 2014, kapapun masyarakat yang secara ekonomi sudah susah, tidak boleh ditambah kesusahan mereka oleh kondisi infrastruktur yang buruk!

————————————————————

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666

Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah :