Aceh Komit Lindungi Investor
11 September 2014 - 20:01 WIB
SERAMBIFM.COM, TAKENGON – Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah menyampaikan komitmennya untuk melindungi para investor yang menanamkan modalnya di Aceh. Gubernur juga berharap investor punya komitmen yang tinggi terhadap lingkungan dan membantu perekonomian masyarakat sekitar. “Saya datang ke sini untuk memastikan kenyamanan setiap investor yang sudah ada di Aceh,” tandas Gubernur Zaini saat berkunjung ke PT MIFA Bersaudara di Aceh Barat, Rabu (10/9). Kunjungan kerja ini merupakan bagian dari serangkaian peninjauan realisasi sejumlah proyek Otsus tahun 2014 yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Aceh.
Di depan jajaran pimpinan PT MIFA Bersaudara, Zaini menyatakan dukungan penuh dengan rencana PT MIFA yang bertekad berinvestasi di bidang kelistrikan di Aceh bekerjasama dengan PT PLN untuk membangun PLTU 3 dan PLTU 4 Nagan Raya, sehingga ke depan Aceh akan swasembada listrik.
Saat ini sudah ada PLTU Meulaboh-Nagan Raya milik PLN yang berlokasi di Desa Suak Puntong, Nagan Raya dan sudah beroperasi sejak April 2014. Namun, karena masih belum optimalnya operasi dan belum adanya transmisi, kehadiran PLTU ini belum memberi dampak langsung atas defisit arus listrik di kawasan tersebut.
“Hari-hari selama ini, listrik di Aceh kadang-kadang hidup, kadang mati, sehingga mengganggu investasi dan berpengaruh pada perokonomian rakyat Aceh,” keluh Gubernur Zaini Abdullah.
PT MIFA adalah sebuah perusahaan yang memproduksi batu bara. Komoditas ini diekspor ke luar negeri. Sebagian lagi dijual di dalam negeri, termasuk ke PT Lafarge Cement Lhoknga, Aceh Besar. Izin usaha produksi sejak tahun 2011. Mereka sudah berinvestasi sekira Rp 2 triliun, termasuk untuk pembangunan pelabuhan ekspor batubara.
Namun, Zaini Abdullah mengeritik sikap PLTU milik PLN yang ogah menggunakan batubara produksi PT MIFA ini. Padahal, jarak pabrik batubara MIFA dengan PLTU Meulaboh-Nagan Raya hanya beberapa kilometer. PLTU lebih memilih memasok batubara dari Kalimantan. “Kerja (PLN) di sini, masuk uang ke sini juga harusnya,” kata Zaini Abdulllah di depan manajemen PLTU milik PLN.
Dalam penjelasannya, pihak PLTU beralasan spek batubara buatan MIFA kurang sesuai dengan mesin mereka, sehingga terpaksa dipasok dari Kalimantan. “Hardness (kekerasan) batubaranya kurang,” kata seorang manajer PLN.
Mereka berjanji setelah 22 April 2015 akan menggunakan batubara milik PT MIFA dengan beberapa penyesuaian spesifikasi. Sumber Serambi yang lain menyebut mereka selama ini memilih batubara dari Kalimantan karena ‘desakan’ dari Bank of China, salah satu kreditor mereka.(Mahyadi)