Harusnya Masyarakat Menikmati Demokrasi
20 March 2014 - 18:54 WIB
Kasus-kasus yang berbau provokatif saat pemilihan umum (Pemilu) legislatif yang muali digelar secara serentak, Minggu 16 Maret 2014, terus bermunculan, dan semakin bervariatif pula bentuknya. Misalnya, mulai dari kasus penembakan caleg, pembakaran mobil tim sukses, pengrusakan sekretariat partai, dan yang terakhir penyerangan kantor Partai Aceh di Takengon, Aceh Tengah.
Khusus menyangkut kasus pengrusakan posko sekretariat partai dan peneroran caleg hampir terjadi setiap hari, hampir merata di selurus Aceh. Mulai dari utara timur Aceh, dan belakangan merambat pula ke wilayah tengah. Peristiwa itu rata-rata terjadi pada malam hari, yakni ketika masyarakat sedang tertidur lelap.
Begitu juga eskalasinya, bukannya menurun, tetapi malah semakin hari semakin panas pula, kasar, dan melibatkan massa dalam jumlah besar. Contoh yang paling nyata adalah penyerangan massa PETA terhadap kantor PA di Jalan Terminal Wariji, Takengon, Selasa malam kemarin. Akibatnya mobil dan sekretariat kantor partai tersebut rusak parah.
Berangkat dari kasus-kasus tersebut, kita berharap polisi bisa segera mengungkap siapa pelakunya. Selama ini polisi memang telah bekerja keras, dan telah pula menunjukkan hasilnya. Termasuk membekuk otak penembak kader PNA di Buloh Blang Ara, serta aktor penembak posko Nasdem di Aceh Utara.
Namun, yang juga perlu diketahui bahwa tindakan kekerasan tersebut bisa mengganggu kenyamanan publik dalam menyambut pesta demokrasi yang berlangsung setiap lima tahun sekali itu. Publik menginginkan tidak ada hak-haknya yang hilang, khususnya kenyamanan.
Sebab, kalau ini yang terjadi bukan hal yang mustahil akan memunculkan sikap apatis masyarakat terhadap Pemilu itu sendiri. Ujung-ujungnya partisipasi masyarakat akan sangat rendah terhadap Pemilu tersebut.
Masyarakat tidak akan mau ambil resiko, terutama menyangkut hal-hal yang (secara langsung) tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi dirinya. Apalagi mengingat masyarakat Aceh sudah sangat lelah dengan berbagai konflik yang terjadi selama puluhan tahun yang lalu.
Kecuali itu, pengungkapan kasus ini dinilai penting atas beberapa pertimbangan. Pertama, untuk menghilangkan kecurigaan terhadap pihak-pihak tertentu yang seolah-olah sengaja merekayasa kasus-kasus ini untuk kepentingan institusinya. Padahal, bukan hal yang mustahil tindakan tersebut dilakukan oleh kalangan mereka sendiri akibat persaingan antarcaleg.
Keduanya, jika kasus-kasus ini banyak yang terungkap, maka kondisi itu akan bisa menghambat kejadian-kejadian berikutnya. Dan sekaligus pula akan membantu para celeg untuk mengurangi biaya properti, terutama bagi mereka yang dananya sangat terbatas.
Ketiga, akan menciptakan rasa keadilan bagi masyarakat yang merasa dirugikan, baik secara moril maupun meteril. Sebab, bukan hal yang mengada-ngada bahwa akibat teror tersebut banyak warga yang terganggu dalam melakukan aktivitasnya, terutama bagai mereka yang mencrai nafkah pada malam hari.
Jika ini yang terjadi, maka pesta demokrasi yang semula bertujuan untuk memberikan kepuasan batin kepada masyarakat justru bisa berubah menjadi malapetaka. Nah?
————————————————————-
Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.
Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666