Imbangi Rayuan Caleg, Pemilih Harus Cerdas
12 February 2014 - 17:26 WIB
Di tengah makin gencarnya persaingan calon anggota legislatif merayu rakyat (pemilih), maka masyarakat diingatkan tidak hanyut pada “gombal” tersebut tetapi sebaliknya harus lebih selektif menentukan pilihan agar kelak mereka yang dipilih bisa benar-benar amanah.
Fenomena motivasi mengejar duit serta persaingan tak sehat antara sesama calon anggota legislatif (caleg) yang akan memperebutkan kursi DPRK, DPRA, DPR RI, dan DPD pada Pemilu 2014 mendapat komentar berbagai kalangan, termasuk aktivis Gerakan Antikorupsi (GeRAK) Aceh. “Pilihlah caleg berkualitas dan mengerti persoalan rakyat. Bukan caleg yang menunggangi rakyat untuk kepentingan pribadi,” kata Koordinator GeRAK Aceh, Askhalani.
Dua hari sebelumnya harian ini melansir laporan eksklusif tentang “dinamika” persaingan para caleg serta motivasi mereka menjadi caleg. Selain hasil penelusuran tim laporan eksklusif harian ini, fenomena percalegan juga diperkaya dengan hasil kajian yang dilakukan GeRAK Aceh pada 2011-2013 terhadap anggota DPRA dan DPRK periode 2009-2014. Hasilnya menunjukkan, peran dan fungsi anggota dewan saat ini lebih banyak untuk keterwakilan dan pemenuhan kebutuhan kelompoknya.
“Kasus yang ditemukan GeRAK, anggota dewan hanya memikirkan daerah yang paling banyak memberikan suara untuknya, bukan memikirkan rakyat secara keseluruhan. Dana aspirasi lebih banyak dihamburkan ke daerah-daerah yang diperkirakan bisa mendulang suara terbanyak.”
Maka, kata Askhalani, “Tidak juga salah kalau muncul penilaian bahwa mengejar kursi dewan untuk memburu uang dan fasilitas lainnya, bukan memperjuangkan nasib masyarakat yang memilih mereka.”
Pers, LSM, akademisi, dan para pegiat demokrasi sebetulnya memang memiliki tanggung jawab moral untuk tidak jemu-jemu mengangkat persoalan caleg dan pemilu bersih ke permukaan. Sebab, jika komponen-komponen tersebut lengah, maka pemilu akan kehilangan tujuan.
Yang mengkhawatirkan, pada hari H pemilu nanti, masyarakat akan terjebak memilih caleg yang tak dikenalnya karena pengaruh duit atau intimidasi. Justru itulah kampanye agar masyarakat lebih selektif memilih caleg berkualitas. Artinya yang bermoral dan bertanggung jawab. Setelah terpilih nanti ia tidak sibuk mengejar materi untuk kepentingan pribadi dengan melupakan pemilihnya, seperti yang banyak terjadi selama ini.
Satu hal yang penting menjadi kesadaran masyarakat adalah kelihaian para caleg “menjual diri” untuk meraih simpati harus diiringi kecerdasan para calon pemilih sehingga pilihannya tepat dan berkualitas. Para aktivis demokrasi belakangan ini kian sering meneriakkan kembali dua ungkapan paling terkenal masa “orba”, yakni “jangan membeli kucing dalam karung” serta “teliti sebelum membeli”. Warning ini merujuk pada pengertian ketika memilih jangan asal-asalan, tapi sebelum menentukan pilihan wajib mengenal lebih dulu “luar dalamnya” caleg. Dengan kata lain, dalam menentukan pilihan terhadap caleg harus mengetahui benar tentang rekam jejak caleg sehingga tidak salah memilih.
——————————————————–
Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.
Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666
Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah :