Podcast » Cakrawala

Kecolongan Panitia Jangan Korbankan Calon Mahasiswa

18 May 2016 - 18:22 WIB

Seorang pejabat berwenang di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menyatakan, ada 254 orang calon mahasiswa yang sebelumnya telah dinyatakan lulus jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tahun 2016, terancam gugur status kelulusannya di Unsyiah karena data yang dikirim tidak valid dan diragukan. “Hal ini diketahui setelah dilakukan verifikasi pada 13-14 Mei 2016 terhadap seluruh peserta SNMPTN yang dinyatakan lulus,” kata Humas SBMPTN Unsyiah, Dr Ilham Maulana.

Menurut Ilham, ke-254 cama itu diragukan data akademiknya saat di SMA/MA/SMK, sehingga harus diklarifikasi. Untuk mengklarifikasinya, para kepala sekolah dari cama yang bersangkutan diwajibkan hadir ke Unsyiah dan tidak boleh diwakilkan. Dan, para kepala sekolah yang diundang itu juga akan dimintai bukti-bukti catatan akademik siswa melalui rapor dan beberapa dokumen terkait lainnya.

Pertama kita sangat mengapresiasi rencana Unsyiah untuk memeriksa ulang kebenaran data akademik siswa yang sudah dinyatakan lulus sebagai calon mahasiswa perguruan tinggi negeri itu. Selain untuk melatih kejujuran cama dan sekolah, hal itu juga penting agar tak ada hak-hak anak pintar yang “dirampas” oleh kecurangan.

Kemudian, kita juga ingin mengingatkan Unsyiah, agar dalam proses periksa ulang data akademik itu, apapun keputusannya tidak boleh merugikan siswa yang sudah dinyatakan lulus. Sebab, kalau mau bijak, sebetulnya Unsyiah atau panitia seleksi sudah harus melakukan itu sebelum nama-nama anak diumumkan lulus SNMPTN. Kalau sudah dinyatakan lulus lalu dicek ulang, kita menganggap panitia kecolongan.

Sebab, jika hasil verifikasi ulang itu nantinya menyatakan memang ada kecurangan atau kekeliruan serta kelululusan dibatalkan, maka itu akan sangat merugikan anak. Secara psikologis mereka akan terpukul, apalagi jika mereka juga dikenakan sanksi.

Sekali lagi, kita ingatkan agar apapun keputusannya nanti, calon mahsiswa yang sudah dinyatakan lulus SNMPTN tidak boleh dirugikan. Sebab, kita tahu bahwa seleksi ini dimulai dengan pengisian data prestasi siswa oleh sekolah ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Jadi, yang mengisi data itu adalah sekolah, bukan siswa. Dengan demikian tanggungjawabnya ada di sekolah, bukan di siswa.

Kita juga tahu, adu gengsi antarsekolah serta antardaerah juga bisa menjadi penyebab kecurangan. Dan, karena itu pula, tahun ini kuota untuk jalur SNMPTN berkurang 10 persen dari tahun-tahun lalu. Sebelumnya, kuota penerimaan mahasiswa dari jalur SNMPTN sebesar 50 persen, SBMPTN 30 persen dan jalur Mandiri 20 persen. Kini, kuota SNMPTN sebesar 40 persen, SBMPTN 30 persen, dan jalur Mandiri sebesar 30 persen.

“Perubahan itu antara lain karena adanya temuan manipulasi data yang dilakukan sekolah untuk meloloskan siswanya melalui jalur SNMPTN di berbagai daerah. Tingkat kejujuran sekolah masih sangat rendah.

“Selain itu dalam perkuliah selama ini, ternyata mahasiswa yang masuk melalui jalur SNMPTN berprestasi di bawah mahasiswa yang masuk melalui jalur lainnya,” kata seorang pejabat di satu perguruan tinggi.

======================================================================================================

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 858 777