Podcast » Cakrawala

Musim Kemarau, jangan Main Api

15 March 2016 - 18:41 WIB

Kemarau yang melanda kawasan Aceh Jaya dalam tiga pekan terakhir menyebabkan sedikitnya 20 hektare hutan di Gunung Keumala Desa Lhok Kruet, Kecamatan Sampoiniet, terbakar hebat, Sabtu (12/3) sore. Meski berlanjut hingga Minggu pagi, namun menjelang siang lidah api di kawasan itu berhasil dipadamkan.

Ratusan warga Lhok Kruet sempat gundah dan ketakutan saat melihat berhektare-hektare hutan di Gunung Keumala yang satu kawasan dengan desa mereka terbakar hebat. Apalagi lidah api mengarah ke pinggir hutan, lalu merembet ke dekat rumah-rumah penduduk.

Tapi, berkat kegesitan tim armada pemadam kebakaran (damkar) Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Jaya, sejumlah titik api yang berdekatan dengan rumah penduduk berhasil dipadamkan langsung pada sore itu juga. Empat unit damkar dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan titik api.

Tapi sejauh ini, penyebab kebakaran itu belum diketahui. Apakah karena ada orang yang iseng membuang puntung rokok ke pinggir hutan atau justru karena ada warga yang sengaja membakar lahan untuk membuka kebun atau bersawah.

Kebakaran hutan tersebut mestinya menjadi iktibar bagi kita, terutama pada musim kemarau seperti sekarang ini. Sebagaimana diberitakan Serambi 24 Februari lalu, Aceh memasuki musim kemarau sejak akhir Februari 2016. Dengan demikian, sudah dua minggu lebih Aceh dirundung kemarau. Semak belukar dan hutan kini rata-rata kering bahkan garing. Satu puntung rokok saja yang dibuang ke rumput atau belukar garing cukup menyebabkan kebakaran luas hingga ke hutan.

Di luar musim kemarau pun sebetulnya kawasan hutan kita rentan terbakar. Kita mungkin masih ingat, pada 25 Februari lalu puluhan hektare kebun kelapa sawit terbakar di Aceh Singkil, tepatnya di Desa Pemuka. Kebakaran yang menyebar di sejumlah titik api menyebabkan petugas damkar dibantu TNI dan Polri kewalahan memadamkan api. Namun, akhirnya berhasil dipadamkan.

Dua insiden kebakaran lahan tersebut (areal hutan dan perkebunan sawit), mestinya semakin meningkatkan kewaspadaan kita bahwa jangan sembarang bermain api. Terutama pada musim kemarau ini.

Selain itu, upaya penanganan jika lahan terbakar haruslah sangat terencana. Pastikan seluruh armada damkar dalam keadaan siaga ketika hendak dikerahkan dan tangkinya terisi penuh dengan air. Selang pun harus cukup panjang, mengingat jika hutan yang terbakar maka sulit ditembus dengan armada damkar.

Belajar dari kasus kebakaran hutan di Aceh Jaya maupun lahan sawit di Aceh Singkil itu, jalur khusus untuk pemadam kebakaran sangatlah perlu dirintis sejak awal. Sehingga, upaya pemadaman bisa berlangsung efektif, karena damkar bisa merapat ke lokasi atau selang yang tersedia cukup panjang untuk menjangkau setiap titik api.

Di luar hal-hal teknis tersebut, yang tak kalah pentingnya adalah memaksimalkan kampanye lingkungan agar tak ada lagi warga yang membakar hutan saat membuka lahan perkebunan. Umumnya, kebakaran hutan di Aceh justru dipicu ulah warga yang ingin membuka lahan dengan cara mudah dan murah, yakni membakar hutan tanpa mempedulikan akibat yang ditimbulkannya. Padahal, ini kesalahan fatal.

======================================================================================================

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 858 777