News Update » Aceh Tamiang » News Update

Sekwan Tamiang Gembok Ruang Kerja Bagian Keuangan

11 November 2015 - 15:44 WIB

SERAMBIFM.COM, KUALASIMPANG – Geram melihat bawahannya tidak disiplin, Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRK Aceh Tamiang pun menggembok ruang kerja di bagian keuangan sekretariat dewan. Sehingga pegawai yang biasa bekerja di ruangan itu pun kebingungan karena tidak bisa masuk ruang untuk bekerja.

Informasi diterima Serambi, Selasa (10/11), ruang kerja bagian keuangan DPRK itu sudah dua hari digembok oleh Sekwan yang geram melihat pegawainya baru masuk kantor pukul 10.00 WIB, setiap harinya.

“Mereka tidak disiplin, jam 10 WIB baru masuk kerja. Mereka sudah sering diperingatkan, namun tidak juga diindahkan,” ujar Zagusli, Sekretaris DPRK Aceh Tamiang itu, kemarin.

Kepala Bagian (Kabag) Umum DPRK Aceh Tamiang, yang ditemui di gedung dewan tersebut, Anwar, juga menjelaskan bahwa ruang kerja bagian keuangan ini dikunci untuk memberi pelajaran bagi pegawai bagian keuangan, karena mereka enggan menghadap Sekwan saat dipanggil. Padahal Sekwan adalah atasan mereka.

“Pada Senin (9/11) lalu, pegawai keuangan dipanggil Sekwan, namun ditunggu hingga sore, tidak ada satupun pegawai yang menghadap. Sebelumnya, mereka pernah dipanggil untuk mengikuti rapat, juga tidak mau hadir,” ungkap Anwar.

namun, selentingan lain yang beredar, digemboknya ruang kerja bagian keuangan itu, disebut-sebut terkait dugaan adanya utang pihak ketiga yang belum dibayar, mencapai Rp 800 juta. Namun, hal ini belum terkonfirmasi kepada Kepala Bagian Keuangan Sekretariat DPRK Aceh Tamiang.

Kepala Bagian Keuangan Sekretariat DPRK, Asnidah yang dikonfirmasi Serambi kemarin, membantah pegawai di bagian keuangan tidak disiplin. Ia pun menyarankan atasannya melihat absensi kehadiran pegawai, dan melihat bahwa semua pekerjaan tuntas dikerjakan. “Kalau tidak disiplin, pekerjaan pasti tidak selesai dan telantar,” ujarnya, membela pegawai di bagian keuangan tersebut.

Namun Asnidah mengaku, tidak mengetahui alasan pintu masuk ruang kerjanya itu digembok. “Selama ini, saya tidak pernah diundang rapat, dan jika diundang saya pasti menghadirinya,” kata Asnidah.

Sementara, terkait dugaan adanya utang pihak ketiga yang belum dibayar, mencapai Rp 800 juta, yang diisukan menjadi penyebab ruang tersebut digembok, Asnidah tidak mau menjawabnya. “Biarkan saja, dan nanti pasti terbongkar sendiri apa masalah yang menyebabkan digemboknya ruang kerja bagian keuangan Setwan ini,” tukasnya.(md)