News Update » Nagan Raya » News Update

Oknum Keuchik Kembalikan Dana Desa Rp 75 Juta

16 September 2015 - 17:05 WIB

SERAMBIFM.COM, SUKA MAKMUE – Sekitar enam jam sejak diberitakan Serambi Selasa (15/9) pagi, Samsul Bahri (50), Keuchik Gampong Blang Murong, Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya, Selasa (15/9) sekitar pukul 12.00 WIB mengakui bahwa dirinya telah mengembalikan uang desa yang “telanjur” ia bawa sebesar Rp 75 juta.

“Saya tidak membawa kabur uang desa sebesar 100 juta rupiah seperti dilaporkan sejumlah warga desa yang saya pimpin. Uang yang saya tarik itu pun bukan 100 juta, tapi cuma 75 juta rupiah, dan sudah saya kembalikan,” kata Samsul Bahri saat menghubungi Serambi sekitar pukul 12.00 WIB kemarin melalui telepon selular. Ia meminta agar keterangannya dimuat di koran sebagai klarifikasi atas pemberitaan.

Seperti diberitakan kemarin, Keuchik Samsul Bahri pada medio Agustus lalu menarik uang desa bersama bendahara desa itu di sebuah bank di Nagan Raya. Setelah itu, bendahara dia suruh pulang duluan ke desa, baru ia menyusul karena masih ada keperluan di kota. Namun, sejak itu ia tak pulang ke rumah, sehingga dilaporkan warga menghilang dari kampungnya dengan membawa uang desa yang baru ditarik dari bank.

Tapi, menurut Samsul Bahri kemarin, saat uang ditarik saat itu dari total sekitar Rp 100 juta, sebanyak Rp 17 juta lebih langsung dipotong pihak bank. Alasan bank adalah untuk membayar material bangunan yang selama ini telah dipesan dalam pembangunan di desa itu yang sedang berjalan.

Uang tersebut, kata Samsul, juga digunakan untuk membayar biaya pembuatan RAB serta profil desa serta sejumlah honorer, termasuk membiayai sejumlah kegiatan pembangunan yang kini sedang berjalan di gampongnya.

“Jadi, uang itu tidak saya bawa kabur. Memang ada pada saya karena saya memang ada di kampung. Malah uang 75 juta itu sudah saya serahkan kepada bendahara pada Senin (15/9) sore yang turut disaksikan masyarakat desa,” katanya.

Menurut Samsul, uang pembangunan yang selama ini berada di tangannya itu dia serahkan kepada bendahara setelah terjadi keributan di desa saat warga mempertanyakan keberadaan dana desa setelah ditarik di bank, tapi belum juga diserahkan kepada bendahara.

Samsul juga menegaskan bahwa ia tidak kabur seperti yang selama ini dilaporkan warga desanya ke polisi. “Saya hanya pergi ke Banda Aceh untuk urusan pribadi dan tidak berniat membawa kabur uang desa. Tapi memang ketika masyarakat rapat di desa, saya tak ada, karena sedang berada di Banda Aceh,” katanya lagi.

Ia mengaku heran mengapa warga melaporkan persoalan ini ke polisi. Soalnya, selama ini apabila ia pergi berbulan-bulan ke Banda Aceh tidak ada pihak yang mempersoalkannya. Namun kali ini, ketika ia pergi ke Banda Aceh beberapa hari saja malah dilaporkan ke polisi dengan tuduhan membawa kabur uang desa. “Saya menduga masalah ini ada kaitan politisnya dengan pilkades yang lalu,” katanya.

Samsul juga menegaskan bahwa selama ini ia tak pernah dicari oleh aparat kepolisian terkait kasus uang desa tersebut. “Saya sejak tiga hari lalu berada kembali di desa setelah beberapa hari pergi ke Banda Aceh karena ada urusan pribadi,” ujarnya.

Ia juga membuat pernyataan, apabila nantinya kasus ini berlanjut hingga ke ranah hukum, ia akan beberkan semua fakta yang selama ini terjadi di desa itu, termasuk siapa saja pihak yang terlibat dan ikut menikmati dana desa dimaksud.(edi)