News Update » Bireuen » News Update

Kasus Pelemparan Dokter Hanya Miskomunikasi

23 August 2015 - 16:23 WIB

SERAMBIFM.COM, BIREUEN – Kasus pelemparan dokter dengan buah jagung oleh keluarga pasien di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng, hanya miskomunikasi (kesalahan komunikasi). Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Bireuen, dr Amir Addani menjawab Serambi, Sabtu (22/8) terkait upaya dinas kesehatan dalam menangani kasus tersebut.

Dikatakan dr Amir Addani, jika keluarga pasien tidak membawa pasien ke rumah sakit untuk diperiksa agar mendapat surat rujukan, tidak salah, dokter atau petugas medis di puskesmas mengunjungi atau menjemput pasien ke rumahnya, kerena keluarga pasien tidak memiliki kendaraan bermotor atau sedang dalam kondisi panik.

“Apa salahnya sebagai petugas medis berkunjung ke rumah pasien, karena setiap puskesmas atau rumah sakit sudah ada program home visit, jadi tidak perlu lagi pasien dibawa ke puskesmas atau rumah sakit hanya untuk mendapatkan selembar surat rujukan,” ujar dr Amir.

Sebelumnya, dari laporan dan hasil penelusurannya, pasien asal Desa Cot Saleut Peusangan Siblah Krueng yang membutuhkan surat rujukan di puskesmas itu, sudah diperiksa (diagnosa) penyakitnya yaitu kanker payu dara oleh dokter yang bertugas di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng. “Jika dokter itu ingin menjalankan program home visit sebagai rutinitasnya petugas medis, tidak mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung keluarga pasien, karena latar belakang warga desa tidak sama dengan masyarakat di perkotaaan. Jika komunikasi terjalin dengan baik, maka kasus pelemparan dokter dengan buah jagung tidak terjadi ,” kata Amir Addani.

Seorang dokter atau petugas medis, katanya, tidak memaksa keluarga pasien untuk membawa pasien ke puskesmas maupun rumah sakit. Apalagi kondisi geografis Peusangan Siblah Krueng dapat dilintasi kendaraan roda empat dan sepeda motor untuk mengjangkau rumah pasien. “Kami meminta maaf kepada keluarga pasien atas kejadian itu, sehingga tidak ada pihak yang disalahkan hanya gara-gara insiden kecil tersebut,” pungkas dr Amir Addani.

Diberitakan sebelumnya, dr Suryani (30), dokter umum yang bertugas di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, mengaku dilempar dengan jagung rebus oleh keluarga pasien yang berobat ke puskesmas tersebut, Selasa (18/8).

Sementara itu, Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) jangan arogan terhadap kasus pelemparan pasien terhadap dokter, hal ini justru harus menjadi koreksi bagi IDI untuk menilai anggotanya sendiri. “Jangan hanya melihat kasus pelemparan, tapi lihatlah kenapa dokter tersebut dilempar, saya sering mendampingi pasien miskin menilai tindakan dari pasien tersebut dalam hal wajar, pasien saat itu yang marah akibat diabaikan oleh dokter,” ujar Ketua YARA, Safaruddin SH.

YARA juga meminta dokter dr suryani diberhentikan sementara dari tugasnya di Puskemas Peusangan Siblah Krueng dan harus diberikan pemahamana tentang standar pelayanan puskesmas.(c38/rel)