News Update » Aceh Utara » News Update

Impor via Krueng Geukueh Dialihkan

19 August 2015 - 16:03 WIB

SERAMBIFM.COM, LHOKSUKON – Impor barang dari Pelabuhan Port Klang, Malaysia via Pelabuhan Samudera Pase Krueng Geukueh, Aceh Utara yang terhenti sejak Juli lalu ternyata karena pihak eksportir mengalihkannya ke Pelabuhan Dumai, Provinsi Riau. Pengalihan tempat impor itu dilakukan eksportir karena tingginya biaya akibat ada oknum tertentu yang meminta barang dibongkar dua kali ketika sampai di Pelabuhan Krueng Geukueh.

“Jika barang harus dibongkar dua kali, tentu akan menambah biaya. Kondisi ini jelas akan memberatkan pihak eksportir. Padahal, bea cukai sudah memberi keringanan, dimana barang dapat dibongkar sekali dari kapal ke mobil pengangkutan, lalu mobil itu dimasukkan ke gudang untuk diperiksa,” jelas Sekretaris Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Lhokseumawe, Deliansyah kepada Serambi, Selasa (18/8).

Tujuan barang dibongkar dua kali, menurutnya, memang bagus untuk mengantisipasi agar tak ada barang terlarang yang diimpor. Tapi, lanjut Deliansyah, hal itu menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak eksportir. “Pihak eksportir bersedia membuat surat pernyataan takkan mengekspor barang yang dilarang dan mereka juga bersedia barang yang sudah dibongkar dari kapal ke mobil untuk diperiksa di gudang,” kata Deliansyah.

Impor barang dari Malaysia ke Medan, tambahnya, lebih dekat melalui Krueng Geukueh jika dibanding melalui Dumai. “Karena itu, ia berharap segera dicari solusi terhadap masalah tersebut. Sehingga impor melalui Pelabuhan Krueng Geukueh bisa normal kembali,” harapnya.

Menejer PT Pelindo I Lhokseumawe, Wayan Wirawan, menjelaskan, kapal kayu dari Pelabuhan Port Klang, Malaysia akan masuk kembali melalui Pelabuhan Krueng Geukueh pada akhir Agustus 2015. Selama ini, menurut Wayan, eksportir tak mengirim barang melalui Krueng Geukueh karena menunggu stok barang yang sudah mereka ekspor sebelumnya habis.

“Tadi malam saya sudah hubungi pihak yang biasa mengekspor barang ke Krueng Geukueh. Mereka menyatakan akan mengimpor lagi akhir bulan ini. Selama ini mereka tak masuk karena memang belum jadwal. Sebab, soal harga bongkar muat sebelumnya sudah deal antara pihak eksportir dengan perusahaan bongkar muat dan selama ini pihak eksportir tak keberatan,” katanya. Hanya saja, kata Wayan, bagaimana cara menggalakan ekspor dari Aceh. Sebab, selama ini kapal tersebut kembali ke Malaysia selalu dalam kondisi kosong.(jaf)