News Update » Kutaraja » News Update

Gubernur Harap Presiden Setujui Hibah Aset Arun

15 July 2015 - 14:16 WIB

SERAMBIFM.COM, BANDA ACEH – Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah berharap Presiden Jokowi menyetujui Pemerintah Pusat menghibahkan semua aset PT Arun dan ExxonMobil kepada Pemerintah Aceh. Zaini mengatakan permintaan akan disampaikannya kepada Jokowi saat Presiden berlebaran di Banda Aceh dan Meulaboh, Aceh Barat, Kamis dan Jumat (16,17/7).

“Aset bekas PT Arun dan ExxonMobil itu sangat perlu bagi kita untuk modal membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe dan Aceh Utara. KEK itu nantinya kita harapkan bisa ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP),” kata Zaini Abdullah kepada Serambi saat meninjau Waduk Keuliling di Aceh Besar, Selasa (14/7).

Menurut Zaini, sudah sepantasnya semua aset kedua perusahaan tersebut dihibahkan untuk Pemerintah Aceh. Pasalnya aset itu dibangun dari hasil penjualan migas Aceh yang dieksploitasi sejak 1972 hingga 2014. Selain itu, Aceh juga baru mendapat dana bagi hasil migas mencapai 70 persen, setelah lahirnya UU Otonomi Aceh Nomor 18 tahun 2001 yang kemudian dilanjutkan UU Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh. Sebelumnya Aceh tidak menerima hasil penjualan migas sebanyak itu.

“Dengan modal bekas aset PT Arun dan ExxonMobil tersebut, kita bisa mengajak sejumlah investor nasional dan asing membangun berbagai industri berbahan baku gas dan lainnya di KEK yang masih kawasan areal PT Arun dan bekas ladang gas ExxonMobil,” kata Zaini.

Gubernur menyebutkan aset PT Arun, seperti tangki gas LNG, instalasi migas, pelabuhan migas, dan fasilitas industri lainnya masih bisa dioperasikan untuk kegitan industri migas. Buktinya pusat memanfaatkan tangki-tangki gas LNG PT Arun itu sebagai terminal LNG untuk pemenuhan kebutuhan gas industri dan rumah tangga bagi kawasan industri di Belawan dan Lhokseumawe.

Selain itu, kata Gubernur, instalasi migas Arun masih bisa digunakan untuk mengubah berbagai jenis LNG kepada produk jenis gas lainnya, baik untuk bahan bakar gas, bahan baku pupuk, dan lainnya. Begitu juga terhadap kawasan areal sumur migas ExxonMobil yang kontrak operasi lapangannya dikabarkan akan habis pada 2018.

Masih menurut Gubernur, KEK Lhokseumawe yang akan dibangun itu ditargetkan bisa menjadi lokomotifnya pembangunan ekonomi rakyat Aceh secara khusus, maupun Indonesia. Di dalam KEK itu, targetnya bisa dibangun dan tumbuh berbagai industri migas dan aktivitas industri migas serta nonmigas lainnya yang dikelola perusahaan daerah, yaitu PT Investa, PDPA, atau perusahaan daerah yang baru.

Gubernur menambahkan sejumlah putra-putri Aceh yang merupakan mantan menejer PT Arun dan ExxonMobil sudah menyatakan siap bergabung membangun KEK Lhokseumawe dan Aceh Utara. “Ini artinya, kita sudah memiliki SDM yang cukup untuk melanjutkan pengelolaan aset PT Arun dan ExxonMobil demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Aceh,” ujar Gubernur.

Apalagi, menurutnya setelah penyaluran dana otsus berakhir pada 2027, aset PT Arun dan ExxonMobil itu akan menjadi sumber pendapatan baru Aceh sebagai pengganti penerimaan dana bagi hasil migas dan otsus tersebut. (her)