News Update » Lhokseumawe » News Update

Serantak, 1 Ramadhan Jatuh pada Kamis Ini

14 June 2015 - 15:53 WIB

SERAMBIFM.COM, LHOKSEUMAWE – Lembaga Kajian Ilmu Falak (LKIF) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe memastikan, 1 Ramadhan 1436 H jatuh pada Kamis (18/6) mendatang. Dipastikan juga bahwa puasa tahun ini tidak ada perbedaan awal Ramadhan antara yang ditetapkan pemerintah dengan ormas Islam di Indonesia, sebagaimana sering terjadi selama ini.

Pembina LKIP STAIN Malikussaleh, Tgk Ismail Is mengatakan, berdasarkan data perhitungan ilmu falak dalam menentukan awal Ramadhan, terjadinya konjungsi geosentrik (posisi bulan, matahari dan bumi berada satu garis) atau juga dikatakan ijtima’, pada 16 Juni 2015 atau 29 Syakban, yakni pukul 21.05 WIB atau 22.05 WITA ataupun 23.05 WIT. “Dengan begitu maka rukyah bisa dilakukan pada 16 Juni sore yakni saat matahari terbenam,” jelasnya.

Jadi bila dilihat dari ilmu falak, maka tinggi hilal saat matahari terbenam di Indonesia pada 16 Juli 2015 berkisar antara 2,23 derajat sampai 4,33 derajat di bawah ufuk Barat. Umur bulan belum ada karena ijtima’ terjadi setelah matahari terbenam, yaitu pukul 21.05 WIB. Sudut elogasi (jauh bulan ke matahari) saat terbenam matahari berkisar antara 5,36 – 6,10 derajat.

“Dari kondisi tersebut, dipastikan bulan tidak akan terlihat pada 16 Juni 2015, sehingga bulan Syakban harus digenapkan sampai 30 hari yakni sampai 17 Juni 2015 dan 1 Ramadhan jatuh pada 18 Juli 2015,” ulas Tgk Ismail Is.

Jadi dengan kondisi tersebut, juga dipastikan untuk tahun ini tidak akan ada perbedaan penentuan 1 Ramadhan antara pemerintah dengan ormas Islam yang ada di Indonesia. Sehubungan kriteria yang digunakan ormas Islam selama ini untuk menentukan masuknya bulan baru dalam kalender hijriyah, tidak akan terpenuhi untuk menentukan 1 Ramadhan pada 17 Juni 2015.

Dicontohkanya, NU menggunakan kriteria untuk menentukan masuk bulan baru hijriyah, bila saat rukyah tinggi bulan minimal 2 derajat di atas ufuk, sudut elogasi minimal 3 derajat, atau umur bulan minimal 8 jam setelah ijtima’.

Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal, artinya bulan baru Hijriyah dihitung bila bulan sudah wujud di atas ufuk Barat saat matahari terbenam. Untuk Persatuan Umat Islam (Persis) menetapkan kriteria bulan baru, bila tinggi bulan minimal 4 derajat dan sudut elogasi minimal 6,4 derajat.

“Jadi dari contoh-contoh kriteria yang digunakan ormas Islam dalam menentukan awal bulan hijriyah, jelas saat rukyah pada 29 Syakban atau 16 Juni, tidak ada satu pun yang masuk kriteria kalau 1 Ramadhan jatuh pada 17 juli. Tapi tetap harus 18 Juni 2015,” demikian Ismail Is.(bah)