News Update » Aceh Utara » News Update

Lumpur dan Batu Menyembur di Aceh Utara

14 June 2015 - 15:56 WIB

SERAMBIFM.COM, LHOKSUKON – Masyarakat Desa Geulanggang Baro, Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu sore kemarin dipanikkan semburan batu dan lumpur dari sumur bor milik seorang warga yang sedang proses penggalian. Bebatuan yang menyembur dan terangkat hingga ketinggian sekitar 50 meter itu jatuh dalam radius sekitar 100 meter merusak atap meunasah dan rumah.

Berdasarkan laporan dan pengamatan langsung Serambi ke lokasi kejadian, semburan yang diduga akibat tekanan gas itu bersumber dari sumur bor milik seorang warga setempat, Muhammad Nasir (50) yang sedang dikerjakan di samping rumahnya.

Sekitar pukul 17.00 WIB, tiba-tiba dari sumur bor yang sedang proses penggalian itu menyemburkan air bercampur batu dan lumpur ke udara dengan ketinggian diperkirakan lebih 50 meter. Masyarakat Geulanggang Baro langsung panik karena bebatuan dan lumpur jatuh menimpa bangunan dalam areal sekitar 100 meter. Atap genteng rumah milik Jafar, warga setempat rusak terkena semburan dan jatuhan batu. Kerusakan juga terjadi pada bagian atas meunasah. “Pelepah kelapa putus dan berpatahan terkena semburan,” kata seorang warga yang menyaksikan fenomena alam di Geulanggang Baro tersebut.

Muhammad Nasir menceritakan, sumur bor itu sudah lima hari dikerjakan dengan kedalaman 70 meter. Saat pekerja sedang membersihkan lumpur pada pipa yang dimasukkan ke lubang pengeboran, tiba-tiba menyembur batu bercampur lumpur dengan tekanan yang sangat kuat. Pipa yang sudah dimasukkan ke lubang pengeboran ikut diterbangkan bersama material batu, air, dan lumpur.

Pekerja dan masyarakat yang ada di sekitar titik semburan berlarian dalam suasana panik mencari lokasi aman dari semburan maupun batu dan lumpur yang berjatuhan.

Menurut Nasir, keponakannya bernama Mustafa yang sedang mengerjakan sumur bor tersebut terkena semburan batu sehingga lengannya lecet. Sedangkan dua pekerja lain, Zulkarnaini dan Zainal luput dari musibah. “Kejadian itu langsung saya laporkan ke pihak kepolisian,” kata Muhammad Nasir.

Setelah sekitar 45 menit tekanan semburan dilaporkan melemah dan polisi memasangi police line untuk kepentingan pengusutan dan mencegah masyarakat mendekat ke lokasi demi menghindari hal-hal yang tidak diharapkan. Sedangkan Muhammad Nasir bersama keluarganya untuk sementara harus mengungsi ke rumah famili.

Nasir mengatakan, sebelumnya di desa itu sudah pernah warga lainnya menggali sumur bor dengan kedalaman mencapai 100 meter, namun tidak terjadi peristiwa seperti sekarang. “Kalau menggali sumur biasa, sulit mendapatkan air karenanya kami menggali sumur bor. Ternyata kejadian begini,” ujar Muhammad Nasir.(jf)