News Update » Kutaraja » News Update

Kapal Rondo Sudah 16 Bulan Telantar

20 May 2015 - 16:31 WIB

SERAMBIFM.COM, BANDA ACEH – Kapal cepat Pulo Rondo yang dibuat pada 2002 menggunakan APBN dan APBA Rp 20,7 miliar, ternyata hanya telantar di Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh sejak Januari 2014 hingga kini. Rekanan selaku operator tak mengoperasikan kapal tersebut karena ada bagian yang rusak.

Ketua DPRA, Tgk Muharuddin yang dimintai tanggapannya saat meninjau kapal tersebut yang diparkir di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Selasa (19/5), kepada wartawan mengatakan pihak Dishubkomintel Aceh perlu secepatnya menangani persoalan ini agar kapal tersebut segera bisa dioperasikan untuk penyeberangan dari Pelabuhan Ulee Lheu-Balohan, Sabang maupun sebaliknya.

“Soalnya semakin lama kapal itu terparkir di Pelabuhan Ulee Lheue, maka jumlah item kerusakannya semakin bertambah, seperti kapal cepat Pulo Dedap yang dibuat dengan APBA 2003 Rp 22 miliar, dimana kapal itu sekarang ditempatkan, kami tidak tahu,” kata Muharuddin. Muharuddin menambahkan jika pihak Kementerian Perhubungan RI mengetahui kapal Cepat Pulo Rondo itu sudah ditelantarkan rekanan, mereka pasti kecewa terhadap pihak Dishubkomintel Aceh karena tidak mampu merawat kapal itu dengan baik sehingga bisa mendukung pariwisata di Sabang, seperti rencana awal.

“Sekarang kalau kita ingin membuat kapal cepat yang baru, seperti Pulo Rondo, sudah tidak cukup lagi dana Rp 20,7 miliar, melainkan harus punya sekitar Rp 35-40 miliar,” ujar Muharuddin.

Untungnya, kata Muharuddin, selama ini untuk pelayaran Ulee Lheue-Balohan dan sebaliknya masih ada dua kapal cepat milik swasta, jika tidak, maka program pariwisata Sabang bisa tak berjalan.

Khusus kepada Polda Aceh, Ketua DPRA ini meminta agar rekanan yang menelantarkan kapal ini diproses hukum, apalagi disebut-sebut mereka belum menyetorkan Rp 800 juta untuk kas daerah. Padahal uang yang seharusnya disetor pengelola kapal dengan biaya perbaikan kapal atas kerusakan yang terjadi, masih jauh lebih rendah. Menurut hitungan sementara dari pihak Dishubkomintel, untuk perbaikan kapal itu agar bisa fungsional, butuh dana Rp 2 miliar.

KADISHUBKOMINTEL Aceh, Ir Hasanuddin yang dikonfirmasi Serambi, mengatakan untuk perbaikan kapal cepat Pulo Rondo itu, pihaknya tahun ini sudah mengusul anggaran dalam RAPBA Rp 750 juta, tapi setelah dihitung kerusakannya, nilai untuk perbaikan bertambah mencapai Rp 1,5 – Rp 2 miliar. Sedangkan anggaran perbaikannya baru ada Rp 750 juta, sehingga tak cukup.

Menurutnya, langkah yang akan mereka untuk penyelamatan kapal cepat itu, perlu dihitung kembali kerusakannya agar kesalahan penghitungan tidak terulang kembali. “Kita undang konsultan pembuat kapal dari Jakarta untuk menghitungnya kembali. Setelah itu, baru diajukan kembali anggaran perbaikannya dalam RAPBA 2016,” kata Hasanuddin. Terkait pengelola sebelumnya yang hingga kini belum menyetor Rp 800 juta untuk kas daerah, kata Hasanuddin, jika memang tak disetor juga, maka akan ditempuh upaya hukum. (her)