News Update » Aceh Timur » News Update

Ikan dan Udang Mati di Sungai Bayeun

19 May 2015 - 16:33 WIB

SERAMBIFM.COM, PEUREULAK – Ribuan ikan dan udang dilaporkan mati mendadak di Krueng Bayeun, Aceh Timur, sejak Senin (18/5). Kematian udang dan ikan itu diduga kuat akibat limbah perusahaan sawit yang ada di kawasan tersebut, namun sampai kini belum bisa dipastikan perusahaan mana yang bertanggungjawab atas kejadian itu.

Anggota DPRA asal pemilihan Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky meminta kepada pihak Bapedalda Aceh agar menyelidiki penyebab matinya ikan dan udang di sungai tersebut. “Saya baru saja menerima laporan dari masyarakat setempat. Ada udang yang dikumpulkan sudah 100 kg. Bau udang yang mati berbau limbah bukan berbau racun,” ungkap Iskandar kepada Serambi Senin (18/5) siang.

Mengutip laporan warga, Iskandar menambahkan, udang dan ikan itu mati mendadak sekitar pukul 22.00 WIB, Minggu (17//5). “Mereka terkejut dan langsung mengumpulkan ikan dan udang yang sudah mati itu,” katanya.

Atas kejadian tersebut, Ketua Banleg DPRA ini mendesak Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) dan Lingkungan Hidup Provinsi Aceh untuk segera melakukan penyelidikan terhadap laporan warga tersebut.

Jika dibiarkan begitu saja, kata Iskandar, otomatis masyarakat akan semakin dirugikan dan berdampak kepada pencemaran lingkungan yang lebih parah. Dikatakan, hal itu harus segera diselidiki dan apabila terbukti ada perusahaan yang melakukan pencemaran dan atau sengaja membuang limbah berbahaya ke dalam sungai, maka wajib dimintai pertanggungjawaban, baik secara pidana maupun perdata.

Iskandar juga mengimbau agar pihak terkait dapat memberikan rekomendasi terkait standar baku pembangunan perusahaan kelapa sawit (PKS) termasuk dalam pengolahan limbah. Diterangkannya, di sana ada PKS PT Ensem Sawita di Aramiah, PT Anugerah Rezeki Blang Geudong Kecamatan Birem Bayeun, dan Koperasi Prima Jasa Kecamatan Ranto Seulamat. “Kami akan menjadikan hal ini agenda penting dalam rangka penyelematan dampak lingkungan termasuk mengantisipasi dampak kesehatan masyarakat di lingkungan perusahaan,” pungkas Iskandar Alfarlaky.(yuh)