Podcast » Cakrawala

Waspadailah Banjir dan Tanah Longsor

20 April 2015 - 22:30 WIB

SEJAK Jumat (17/4) sore hingga Sabtu malam terjadi lagi banjir pada sejumlah kabupaten di Aceh. Sebagaimana diberitakan Harian Serambi Indonesia, Minggu kemarin, banjir yang semula hanya melanda Aceh Barat dan Aceh Barat Daya, sehari kemudian meluas ke Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Bireuen, juga ke Aceh Tengah dan Bener Meriah yang merupakan dataran tinggi.

Malah selain dilanda banjir, dua kecamatan di Aceh Tengah, yakni Kecamatan Pegasing dan Celala juga didera tanah longsor. Hal ini tentu saja menimbulkan keprihatinan, sekaligus kecemasan.

Kita patut prihatin dan cemas karena tiga hal. Pertama, banjir dan longsor ini terjadi di luar musim penghujan. Sebagaimana kita tahu, musim penghujan di Aceh yang curah hujannya ekstrem baru saja berakhir pada minggu kedua bulan Februari lalu. Nah, artinya kita baru dua bulan menikmati musim kemarau, tapi justru di musim kemarau ini pula terjadi bencana banjir dan longsor. Eskalasinya malah meluas, mencapai sembilan kabupaten.

Fenomena ini menandakan, anomali (ketidakmenentuan) cuaca di Aceh semakin sukar diprediksi dan dampak destruktifnya pun sulit diperkirakan. Hal ini berikutan pula dengan tingkat kesiapan para petugas penanggulangan bencana di daerah kita. Bisa jadi mereka belum begitu siap siaga menghadapi bencana alam, karena mengira banjir dan longsor baru akan terjadi pada musim penghujan yang dimulai Juni atau Juli mendatang, tapi ternyata di bulan April ini Aceh sudah panen banjir dan tanah longsor.

Kedua, banjir dan longsor itu terjadi lagi di tengah makin tingginya laju deforestasi dan degradasi hutan di Aceh. Pada kasus longsor dan banjir di Aceh Tengah dan Bener Meriah kali ini, asumsi akan tingginya angka deforestasi itu makin terbukti karena di antara material longsor itu terdapat banyak kayu log dan tunggulnya yang sudah terpisah karena digergaji sebelum banjir tiba. Kejadian ini makin mendorong kita untuk bertanya mengapa sudah bertahun-tahun pemerintah kita belum pernah berhasil menghentikan laju kerusakan hutan di Aceh? Begitu tangguhkah para perambah hutan itu bersama cukong dan dekingnya, sehingga aparat penegak hukum kita tak mampu membasminya? Ironisnya, di tengah kondisi yang semakin kronis itulah, bentang hutan kita semakin kehilangan fungsi hidrologis dan ekologisnya, sehingga hujan lebat lima jam saja langsung terjadi air bah, banjir bandang, bahkan tanah longsor.

Ketiga, banjir dan longsor di musim kemarau ini terulang malah di tengah ketidakberdayaan Pemerintah Aceh bersama pemerintah kabupaten/kota mengatasi persoalan banjir, baik secara parsial, maupun komprehensif untuk lingkup se-Aceh. Kita rindu melihat program-program konkret Pemerintah Aceh bersama pemerintah kabupaten/kota yang benar-benar bisa mencegah terjadinya banjir, seperti dilakukan di Jakarta. Tapi ternyata, tahun demi tahun, program pencegahan dan penanggulanganan banjir ini tak kunjung terwujud di Aceh. Perencanaan mungkin ada, seperti digagas tahun lalu di Aceh Singkil, tapi banjir dan longsor datang lebih cepat dari rencana kita mengantisipasinya, sehingga upaya itu buyar lagi sebelum sempat kita realisasi.

Di luar tiga faktor di atas, perlu pula kita waspadai dan pedomani prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nagan Raya bahwa dalam tiga hingga lima hari ke depan, cuaca di wilayah barat Aceh belum bersahabat. Masih diwarnai hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dangelombang tinggi. Nah, berbagai faktor inilah yang membuat kita harus tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam di musim kemarau ini, terutama terhadap banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Kewaspadaan terhadap bencana kita harapkan akan menghindarkan kita dari kemungkinan menjadi korban dan dapat pula menekan angka kerugian materiil dan imateril yang mungkin terjadi. Semoga.

———————————————————–

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 858 777