News Update » Kutaraja » News Update

Dampak Nonton Film Porno, Pelajar Cabuli Dua Bocah

2 March 2015 - 16:09 WIB

SERAMBIFM.COM, BANDA ACEH – Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polresta, Banda Aceh, menangani kasus pencabulan yang dilakukan oleh seorang anak berinisial Ri (15) yang berstatus pelajar di salah satu sekolah di Banda Aceh.

Kasus asusila yang terjadi di salah satu gampong di Kecamatan Baitussalam itu menimpa dua anak-anak, sebut saja A (11) seorang bocah laki-laki dan seorang bocah perempuan, sebut saja M (9). Mirisnya lagi, bocah laki-laki tersebut telah berulang kali dicabuli oleh Ri.

Pengakuan yang terungkap dari pelaku, perbuatannya tersebut dipengaruhi oleh tontonan film dewasa atau film porno yang tersimpan di smartphone miliknya. Demikian kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Zulkifli SSTMK SH melalui Kasat Reskrim Kompol Supriadi SH MH, kepada Serambi, Minggu (1/3) malam.

Menurutnya kasus asusila yang dilakukan oleh Ri tersebut dilaporkan terjadi Rabu (25/2) siang. Tetapi baru diketahui keluarga korban Jumat (27/2) dan langsung melaporkan kasus tersebut ke polisi.

“Kasusnya sudah ditangani oleh anggota di Unit PPA Polresta. Kedua korban atau pelaku yang sama-sama satu desa dan sudah dimintai keterangannya dengan didampingi orang tua masing-masing, karena menyangkut masalah anak-anak di bawah umur. Tapi, bagaimana kasusnya tetap tetap kita tindaklanjuti merujuk pada UU tentang Perlindungan Anak” sebut Supriadi.

Kasat Reskrim Polresta itu meminta agar penggunaan handphone dan teknologi lainnya pada anak-anak, selain mendapat pengawasan dari sekolah juga harus mendapat kontrol ekstra terutama dari orang tua.

“Kepedulian dan pengawasan orang tua itu sangat penting. Mungkin kalau di sekolah saat akan dilakukan razia, bisa saja disembunyikan di suatu tempat-tempat tertentu. Karena kalau sudah loss control akan membawa dampak buruk bagi perkembangan jiwa dan mental anak-anak,” ujarnya.

Supriadi menjelaskan, akibat perlakuan itu ‘A’ mengalami trauma akibat disodomi berulang-ulang. Sementara Mawar, mengeluhkan pendarahan di bagian sensitifnya. “Puncak dari terjadinya pelecehan seksual ini akibat pelaku tidak tahan melihat adegan dalam film dewasa sehingga pelampiasannya dilakukan kepada kedua korban. Mungkin ini penting sama-sama kita tingkatkan pengawasan bagi anak-anak kita,” demikian Supriadi.(mir)