News Update » Aceh Barat » News Update

Korban Tsunami Lelang Giok Kembalikan Bantuan Australia

22 February 2015 - 15:42 WIB

SERAMBIFM.COM, MEULABOH – Korban tsunami yang tergabung dalam Gerakan Pejuang Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Barat, Sabtu (21/2) sekitar pukul 16.00 WIB, membuka lapak pelelangan batu giok (akik) di Kafe Endatukupi,

Meulaboh, Aceh Barat. Aksi penggalangan dana dari batu mulia yang kini sedang naik daun itu dimaksudkan untuk mengembalikan bantuan kemanusiaan yang pernah diberikan masyarakat dan Pemerintah Australia untuk rakyat Aceh yang dilanda tsunami 26 Desember 2004.

Berdasarkan pantauan Serambi kemarin, aksi lelang batu giok itu dilakukan oleh sekitar 15 korban tsunami yang bergabung di GPRS. Mereka memajang giok yang sudah diasah jadi batu cincin maupun yang belum diolah (bahan mentahnya). Namun, aksi korban tsunami tersebut sempat membuat geger masyarakat yang sedang santai di kafe maupun yang melintasi kawasan tersebut.

Aksi korban tsunami dalam menggalang dana untuk mengembalikan bantuan Australia itu juga diliput para wartawan lokal dan nasional. Koordinator aksi yang juga Ketua GPRS Aceh Barat, Edi Candra mengatakan, aksi penggalangan dana dari batu giok ini sebagai bentuk

kekecewaan korban tsunami kepada Pemerintah Australia. Terutama atas pernyataan Perdana Menteri Tony Abbott yang mengungkit-ungkit bantuan yang pernah mereka berikan untuk para korban tsunami di Aceh yang dikaitkan dengan upaya agar Pemerintah RI tidak mengeksekusi mati dua warga Australia yang nyata-nyata terlibat narkoba.

“Dana yang kami galang dari lelang batu giok ini akan kami kirimkan melalui Kedutaan Besar Australia di Jakarta sebagai pengembalian bantuan dari apa yang pernah diberikan Australia kepada rakyat Aceh pascatsunami,” ujarnya.

Edi menambahkan, penggalangan dana dari lelang batu giok yang kini merupakan ikon baru Aceh itu akan terus dilakukan GPRS Aceh Barat. “Kami juga meminta Pemerintah Aceh agar menyampaikan pernyataan tegas kepada PM Australia sehingga ke depan pernyataan seperti itu tidak dia ulang lagi. Pernyataan itu sangat melukai hati kami selaku korban tsunami,” imbuh Edi.

Ia berpendapat, penyelundup ataupun mafia narkoba antarnegara pantas dihukum mati karena perbuatannya itu sangat merusak generasi muda Indonesia. “Jadi, jangan sampai Pemerintah RI terpengaruh dengan rayuan PM Australia itu. Laksanakan saja eksekusi mati tersebut! Mengenai bantuan Australia kepada korban tsunami di Aceh Barat, akan kami ganti dari uang lelang giok,” tegas Edi.

Seperti diketahui, bantuan Australia yang pernah dibangun di Aceh Barat pascatsunami di antaranya sejumlah gedung sekolah, kantor pemerintah, dan kantor desa. (riz)