News Update » Aceh Timur » News Update

Warga Simpang Ulim Tolak Pengajian MTA

16 January 2015 - 16:09 WIB

SERAMBIFM.COM, IDI – Ratusan warga di Desa Pucok Alue Sa, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur, menolak kegiatan peletakan batu pertama pembangunan balai pengajian milik Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) di desa tersebut, Kamis (15/1). Warga menilai, pengajian MTA tersebut berlainan dengan ajaran ahlussunnah waljamaah—ajaran Islam umumnya di Aceh.

Ratusan warga desa terdiri pemuda yang tiba di lokasi itu meminta agar rencana acara silahturrahmi pengurus MTA Simpang Ulim dengan pengurus MTA Pusat dihentikan. Sementara ratusan personel polisi bergabung dengan kesatuan Brimob dan personel Polsek Simpang Ulim, Madat, dan Pante Bidari untuk berjaga-jaga di seputaran komplek pengajian tersebut.

Koordinator Aksi, Abdullah—yang juga Keuchik Pucok Alue Sa, kepada Serambi mengatakan, masyarakat tidak menerima adanya kegiatan pengajian MTA tersebut. Pasalnya, menurut keuchik, pengajian itu bertentangan dengan ajaran ahlussunnah waljamaah.

Abdullah menambahkan, warga mendesak panitia tidak lagi mengadakan pengajian MTA di desanya. “Jika tidak ditutup, kami akan mengerahkan massa lebih banyak lagi, karena kegiatan tersebut tidak ada koordinasi dengan pihak desa,” kata Keuchik Pucok Alue Sa.

Sementara itu, unsur Muspika Kecamatan Simpang Ulim langsung menghadirkan para pengurus MTA dan masyarakat untuk duduk bermusyawarah secara mendadak. Musyawarah itu melahirkan beberapa kesepakatan, diantaranya seluruh kegiatan MTA dihentikan sementara sampai ada izin dari MPU Provinsi Aceh. Dan kegiatan silaturahmi juga tidak dilanjutkan.

Ketua MTA Aceh, Tgk Umar mengatakan, bahwa organisasi MTA adalah Yayasan Majlis Tafsir Al-Quran. Sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta. MTA didirikan oleh Almarhum Ustadz Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada tangal 19 September 1972 dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali ke Alquran.(yuh)