News Update » News Update » Subulussalam

Polisi Tahan Sopir Pengangkut Mitan

16 January 2015 - 16:11 WIB

SERAMBIFM.COM, SUBULUSSALAM – Aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Simpang Kiri, Kota Subulussalam yang dipimpin Ipda Darmi Arianto Manik SH, Kamis (15/1) kemarin turun ke salah satu agen pengecer untuk mengecek informasi dugaan minyak tanah (mitan) yang tidak murni alias oplosan.

Selain itu, polisi langsung mengejar truk tangki BK 9945 CN yang mengangkut mitan bersubsidi untuk wilayah Subulussalam. Sopirnya bernama Salmon Kombih dan truk yang ia kemudikan berhasil diamankan.

Saat diamankan, truk tangki berkapasitas 10.000 liter masih berisi sebagian mitan yang belum sempat tersalur. Kapolres Aceh Singkil, AKBP Anang Triarsono SIK yang dikonfirmasi wartawan melalui Kapolsek Simpang Kiri, AKP Haryono mengatakan akan memproses kasus tersebut.

Untuk sementara, menurut Haryono, akan dilakukan pengamanan dan pemeriksaan surat dan dokumen terkait. Haryono mengakui bahwa mitan yang sempat beredar tersebut berwarna keruh, sehingga kuat dugaan tidak murni. Namun, untuk membuktikannya, kata Haryono, pihaknya harus meminta pendapat saksi ahli dari Pertamina untuk proses penyelidikan.

AKP Haryono berjanji akan tetap memproses kasus ini untuk menangkap pelakunya. “Sekarang kita proses dulu. Untuk membuktikan ini oplosan atau bukan, saksi ahlilah yang menjelaskannya dan dikuatkan dengan hasil pemeriksaan di laboratorium,” ujar Kapolsek AKP Haryono.

Ia menduga, mitan bersubsidi itu berwarna keruh bisa saja karena minyak aslinya dibongkar lalu diisi dengan minyak dari sumur-sumur Pertamina yang diambil dan diolah secara ilegal.

Sementara itu, sopir truk tangki pengangkut mitan bersubsidi tersebut, Salmon Kombih yang ditanyai Serambi di Mapolsek Simpang Kiri mengaku bahwa mitan keruh itu sudah dua kali terjadi. Namun, sopir ini membantah bahwa dia yang melakukan pengoplosan saat mitan diangkut ke Kota Subulussalam.

Sebagai sopir, kata Salmon, ia tak diberi hak menyaksikan proses pengisian mitan ke tangki truknya di Pertamina. Mitan subsidi berwarna putih keruh seperti air lumpur itu, menurut Salmon, dibawanya dari Pertamina Labuhan Deli, Medan, Sumatera Utara.

“Saya hanya membawa, saat mengisi saya tak ikut karena memang sopir tidak diizinkan ikut masuk ke dalam. Ada petugas khusus yang mengisinya,” ujar Salmon.

Pria yang sudah 16 tahun menjadi sopir tangki mitan bersubsidi ini menyatakan bahwa rekan sekerjanya untuk wilayah Aceh Singkil juga mengaku membawa mitan yang sama jenisnya. Warna dan baunya mencurigakan karena tidak seperti biasanya. “Kata kawan saya yang membawa minyak ke Rimo juga begitu,” ujar Salmon. (lid)