Warga Paya Teungoh Tolak Raskin
27 November 2014 - 23:01 WIB
SERAMBIFM.COM, LHOKSEUMAWE – Warga Desa Paya Teungoh, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara menolak beras miskin (raskin) yang disalurkan Bulog Lhokseumawe. Alasannya, butiran beras banyak yang pecah dan berbau, berdedak, serta bercampur kerikil. Beberapa waktu lalu, warga dua desa di Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara juga menolak raskin dengan alasan yang hampir sama.
Ikbal, Ketua Pemuda setempat menyebutkan, raskin yang disalurkan itu berjumlah 2.520 kilogram (Kg) jatah triwulan ketiga (Juli-September) 2014 dengan penerima 168 kepala keluarga (KK). “Pada hari Senin, 24 November 2014 Bulog mengantar raskin itu ke desa kami. Tapi, karena bau, berdedak, dan bercampur kerikil, warga menolak menerima beras tersebut. Penolakan itu langsung kita laporkan ke Bulog,” jelasnya.
Lalu, lanjut Ikbal, pada Selasa (25/11) sore Bulog mengantar beras pengganti. “Saat hendak kami bagikan tadi, ternyata berasnya sama saja. Sehingga, saat melihat kondisi beras itu, warga yang sudah mengantre langsung pulang lagi,” ungkapnya.
Kalau hanya raskin yang berbau, lanjut Ikbal, memang sudah biasa diterima oleh warga. Tapi, tambahnya, kali ini betul-betul tidak layak kosumsi. “Karena itu, ia minta Bulog mengganti kembali raskin tersebut. Bila diberikan, kami harap berasnya yang layak kosumsi,” harap Ikbal.
Rasa kekecewaan terhadap kualitas raskin yang disalurkan ke desa itu juga diungkapkan Nurijah (60), warga lainnya. Menurut Nurijah, beras yang disalurkan itu tidak layak dikonsumsi oleh manusia, tapi cocok untuk makanan ayam. “Kami masyarakat miskin sebenarnya sangat butuh Raskin, tapi yang layak kosumsi. Sehingga, walau kami makan tanpa ikan, nasinya terasa,” ujarnya.
Kepala Bulog Divre Lhokseumawe, Ruslian yang dikonfirmasi Serambi, kemarin, mengakui saat pertama kali pihaknya menyalurkan raskin itu beberapa hari lalu, warga desa tersebut menolaknya. Karena itu, menurut Ruslian, pihaknya menyarankan agar aparat desa langsung datang ke gudang untuk melihat sendiri beras pengganti. “Namun tawaran itu ditolak, sehingga kami mengambil inisiatif mengganti kembali beras tersebut. Tapi, kalau kali ini ditolak lagi, akan segera kita ganti,” ungkap Ruslian.(bah)