Balita Berkalung Emas Dijambret
19 November 2014 - 14:49 WIB
SERAMBIFM.COM, BANDA ACEH – Annisa Zahira (2), balita asal Gampong Ateuk Pahlawan, Dusun Surabaya, Banda Aceh, Selasa (18/11) kemarin, dijambret seorang lelaki tak dikenal dengan menarik seutas kalung emas putih yang dikenakan Annisa sehingga membuat leher anak itu memerah. Selain itu, kalung tersebut juga berhasil dilarikan pelaku.
Informasi dihimpun Serambi, sekira pukul 12.20, Annisa bersama abang sepupunya, Muhammad Rizik (6) dan bersama seorang saudaranya lagi yang seumuran dengan Annisa bermain di depan rumah tanpa dijaga orang tuanya. Tiba-tiba, seorang yang tidak dikenal masuk ke dalam pekarangan rumah, dan langsung mendekati Annisa.
Pelaku mengambil paksa kalung dikenakan korban dan kemudian melarikan diri ke arah jalan tanpa kendaraan. “Kami lagi main di situ, Rizik pun tidak tahu itu siapa, tiba-tiba dia ambil kalung adik Annisa, terus lari,” kata Rizik sepupunya korban, yang menjadi saksi mata dalam kejadian itu.
Kepada Serambi, Rizik mengaku, karena melihat kejadian tersebut, ia langsung berteriak memanggil orang tuanya dan orang tua Annisa. “Adik diculik, adik diculik,” ucap Rizik, mengulang teriakannya saat kejadian itu. Saat Rizik berteriak memanggil orang tuanya, sambil berlari ke dalam rumah, Rizik mengaku sempat melihat pelaku langsung melarikan diri. Pelaku tersebut, kata Rizik, berpostur tinggi, dan mengenakan baju kaos merah. Ia juga mengaku, jika kembali melihat orang tersebut masih mengenali wajah aslinya. “Tinggi, badannya besar dan putih, kalau lihat mungkin masih kenal sama orang itu” jelas anak tersebut.
Sementara itu, orang tua korban, Zulfikar (37) dan istrinya Hijrah (34), mengaku tak mengetahui saat kejadian tersebut. Keduanya sedang di dalam rumah, dan tidak mengetahui anaknya tersebut dijambret. Zulfikar dan Hijrah baru mengetahui buah hatinya dijambret, saat Rizik teriak dan masuk ke dalam rumah. Mendengar teriakan dan laporan Rizik itu, Zulfikar langsung ke luar rumah, berupaya mengejar pelaku.
Namun, usahanya itu sia-sia, karena pelaku tidak ditemukan, meski ia telah dibantu oleh warga sekitar dalam mengejar pelaku itu. “Awalnya kita tidak tahu, biasanya anak-anak memang sering main di depan, dan tidak pernah kejadian seperti ini. Pas saya dengar laporan Rizik, saya sontak keluar dan kejar pelaku. Tapi sepertinya dia cepat sekali melarikan diri, karena itu kami tidak sempat melihat orangnya seperti apa,” kata Zulfikar.
Namun demikian, Zilfikar dan istri mengaku sangat bersyukur karena tak terjadi hal-hal yang fatal terhadap anaknya. Mereka menyebutkan, kalung dikenakan anaknya itu adalah emas putih yang dibelinya sekitar Rp 2 juta. Akibat dirampas paksa itu, leher korban tampak merah di bagian belakang dan bagian samping.
Amatan Serambi, saat Zulfikar bersama sejumlah warga sedang sibuk berupaya mengejar pelaku yang belum dikenal itu. Tiba-tiba warga menemukan seorang pemuda berkaos merah, sehingga spontan ia pun sempat dikira sebagai pelaku karena sebelumnya Rizik melaporkan pria yang menjabret kalung adik sepupunya memakai kaos merah. Untung saja Rizik memastikan bukan pria ini yang menjambret adiknya. Alasan lain juga diperkuat warga sekitar bahwa pemuda berkaos merah tersebut bukan pelaku, melainkan orang yang sering bertamu ke kawasan itu, dan dikenal baik oleh warga. (sb)