Podcast » Cakrawala

Pria Cepak Tantang Wibawa Pemerintah

28 October 2014 - 20:22 WIB

Penegakan Syariat Islam di Aceh terindikasi masih terus mendapat tantangan. Selain ada penolakan dari luar negeri melalui isu-isu hak asasi manusia, di lapangan para penegak syariah juga mendapat tantangan hebat. Dalam beberapa kasus, wibawa pemerintah benar-benar terhina oleh penentang pemberlakuan Syariat Islam di Bumi Serambi Mekkah ini.

Satu contoh terbaru adalah tindak kekerasan yang menimpa personel Wilayatul Hisbah (WH) Kota Langsa. Kali ini korbannya adalah Komandan Peleton (Danton) bernama Tgk Irmansyah yang sedang patroli dengan mobil operasional, menjelang subuh, Minggu (26/10). Serombongan pria berambut cepak mengendarai tiga sepeda motor menempel sisi kanan, kiri, dan belakang mobil patroli WH. Si pengendera menghantamkan batu besar ke muka Irmansyah dari bagian samping. “Batu batu mengenai kepala saya karena kaca mobil tidak saya naikkan,” kata Irmansyah yang harus diopname di RSUD Langsa akibat timpukan batu.

Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Kota Langsa, Drs Ibrahim Latif, seolah mengaitkan serangan itu dengan aksi penggerebekan sebuah hotel oleh tim gabungan WH dan penegak hukum lainnya. Dalam penggerebekan itu seorang oknum TNI kedapatan berduaan dengan seorang janda di dalam kamar. Si oknum TNI dan janda itu kemudian diamankan pihak POM TNI. Beberapa saat kemudian si janda yang diserahkan ke Kantor DSI Langsa berhasil kabur.

Wali Kota Langsa, Usman Abdullah SE, langsung “naik darah” ketika dimintai tanggapannya atas kasus serangan terhadap personil WH. “Kita berharap penegak hukum mengusut kasus ini sampai tuntas, karena ini sudah kesekian kalinya menimpa petugas WH Kota Lagsa, tapi tidak satupun yang terungkap. Jika yang melakukan penyerangan itu, termasuk yang melakukan perbuatan mesum adalah aparat, ya harus ditindak tegas,” katanya.

Wali Kota Langsa berharap semua pihak mendukung penegakan syariat Islam di Aceh khususnya di Kota Langsa. Kerena itu bukan kepentingan pemerintah tapi itu adalah perintah Allah kepada hamba-Nya. “Mereka yang sengaja menghalangi, meneror, apalagi sampai menyerang aparat WH harus diberi sanksi tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tandas Wali Kota Usman Abdullah.

Ya, Dinas Syariat Kota Langsa merupakan lembaga yang paling aktif melakukan gerakan penegakan syariat Islam di Aceh. Karenanya, mereka paling sering mendapat perlawanan. Perlawanan bukan hanya dihadapi personil WH di lapangan. Kadis Syariat Islam setempat juga acap mendapat serang melalui teror dan intimidasi.

Kota Langsa termasuk salah satu kota di Aceh yang kehidupan malamnya tergolong bebas. Pergaulan kaum muda “ala Medan” paling cepat masuk ke Kota Langsa.

Oleh karenanya, seberat apapun tantangannya, pemerintah, khususnya Satpol PP dan WH tak boleh mundur atau mengalah. Apalagi, Pak Wali Kota sudah seratus persen mendukung gebrakan-gebrakan rutin yang dilakukan para penegak Syariat Islam itu.