Podcast » Cakrawala

Huh, Pacaran Kok Sehat?

14 October 2014 - 18:50 WIB

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kita yang sudah berkali-kali keliru dalam membuat materi ajar dan materi uji untuk anak-anak sekolah, kini kecolongan lagi. Yang kini sedang menuai protes adalah salah satu buku di kurikulum 2013, yakni buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas XI, yang di dalamnya terdapat materi ajar bertema “pacaran sehat”.

Sebagaimana diungkap banyak pengamat dan praktisi pendidikan, materi tersebut ada di Bab X yang berjudul “Memahami Dampak Seks Bebas”. Dijelaskan, gaya pacaran sehat terdiri dari beberapa macam unsur, yaitu sehat fisik, sehat emosional, sehat sosial dan sehat seksual.

Yang menyakitkan, gambar yang digunakan dalam buku itu, tepatnya di halaman 129 adalah karikatur lelaki dan perempuan menggunakan peci dan jilbab. Padahal, di dalam Islam sendiri tidak mengenal istilah pacaran.

Dan, buku itu sudah “menghebohkan” dunia maya dalam beberapa pekan terakhir. Pemerintah kita di Aceh, beberapa kabupaten/kota seperti Banda Aceh, Sabang, dan lain-lain sudah menarik buku itu dan dinyatakan tak layak menjadi materi ajar. Kepala Disdikpora Banda Aceh, Syaridin MPd, mengatakan, buku itu ditarik karena isinya ada yang tidak sesuai dengan budaya Aceh dan syariat Islam.

Para kepala sekolah juga sudah sepakat tidak akan menggunakan buku tersebut. Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan pihaknya sudah menyurati Kemendikbud RI untuk tidak menggunakan Bab X tentang Memahami Dampak Seks Bebas yang ada dalam buku pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bagi siswa kelas XI.

Selain di Aceh, secara nasional buku bermateri “pacaran sehat” juga terjadi penolakan. Sebab, “Buku itu secara tidak sengaja menjerumuskan siswa untuk berbuat zina,” tegas Ketua Umum Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat, Dr Hamid Fahmy Zarkasy MA. Selain itu, juga bertentangan dengan karakter bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan keagamaan.

Yang menjadi pertanyaan kita, mengapa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sering kecolongan? Padahal, kita tahu Prof Dr Muhammad Nuh adalah menteri yang hebat secara fisik dan moral. Dan, kita setuju pada banyak pendapat yang mengatakan bahwa kementerian itu tidak melakukan seleksi buku ajar secara baik serta sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Hal ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan buku ajar secara nasional sehingga buku-buku yang tidak sesuai dengan kaidah norma masyarakat bisa beredar di pasaran.

Bukan hanya itu, materi ujian nasional juga beberapa kali mengundang protes, termasuk ada soal-soal ujian bermuatan politis, misalnya kampanye calon presiden. Makanya, “Sudah saatnya Kemendikbud melibatkan masyarakat dalam rangka mengadakan buku ajar.”

Di antara saran kepada Kemendikbud adalah penglibatan masyarakat mulai dari proses penulisan, pengawasan serta penerbitannya. Sebab, jikalau dalam prosesnya terjadi penyimpangan materi, masyarakat langsung tahu dan bisa menegur untuk dilakukan perbaikan.

———————————————————–

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666