Beras Busuk untuk Masyarakat Miskin
18 September 2014 - 19:03 WIB
Keluhan terhadap kondisi raskin kembali muncul. Kali ini, seorang warga Peukan Bada, Aceh Besar melaporkan bahwa beras miskin (raskin) untuk kecamatan dimaksud jatah September 2014 kondisinya sangat tidak layak konsumsi. “Selain hitam dan berwarna merah, raskin itu juga banyak hancur dan berkutu.” Karenanya, menurut warga ini, sejumlah keuchik di Peukan Bada menyatakan kecewa atas buruknya beras untuk keluarga miskin atau rumah tangga berpenghasilan rendah itu.
Sebelumnya, warga di Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur, Aceh Tenggara, Abdya, dan beberapa kabupaten kota lainnya juga pernah mengeluhkan tentang kondisi raskin jatah mereka. Ada yang menerima dengan perasaan kecewa dan ada pula yang menolak karena memang dinilai tak layak konsumsi.
Dan, jika kita amati secara seksama, keluhan serupa juga dialami para penerima raskin secara nasional dalam periode yang bersamaan atau berbeda-beda. Sedangkan pihak Bulog hanya menyatakan menarik serta mengganti beras yang tak layak konsumsi itu dengan raskin yang lebih baik.
Pertanyaannya, kemanakah Bulog membawa beras-beras busuk itu? Ada dua dugaan buruk. Pertama beras busuk itu dibawa berputar-putar ke sejumlah daerah yang memberi “proyek” kepada para transporter. Jika tidak dibawa berkeliling ke banyak daerah mengapa temuan raskin busuk itu terus ada di mana? Kedua, beras itu dioplos kemudian dilepas kembali ke pasar. Jadi, jarang dienyahkan, misalnya dibuat tepung atau pakan ternak.
Yang jelas, seperti dikatakan serbuah organisasi pengawas Bulog bahwa pengelolaan raskin memang belum beres hingga saat ini. Ada apa? Kenapa raskin yang dikelola Perum Bulog masih saja ada yang berkutu, berulat, dan susut? Benarkah begitu sulitnya mengelola raskin?
Diingatkan pula, jika Bulog tidak segera mengatasi persoalan buruknya kualitas raskin, maka bukan mustahil kelak publik akan beranggapan, bahwa kutu dan ulat itu sengaja dipelihara. Makanya, kita meminta Bulog agar responsif dalam menanggapi keluhan beras raskin yang tak layak konsumsi. Bukan malah sibuk membantah keterangan warga.
Publik tahu bahwa beras yang diperuntukan bagi masyarakat miskin tidak harus seburuk itu kondisinya. Namun, mengapa Bulog tega menyalurkan beras rusak, bau busuk, dan berulat?
Mestinya Bulog menyelidiki ada kesalahan prosedur atau pelanggaran dimana sehingga hal demikian bisa terjadi berulang-ulang, bertahun-tahun, dan di semua daerah. Bulog harus profesional. Sebab, Bulog mengemban amanat negara untuk menyediakan raskin berkualitas medium. Jadi bila ada keluhan raskin rusak, ya harus diganti dengan yang baik.
Ya, sekali lagi, warga miskin berharap beras-beras yang disalurkan untuk mereka hendaknya tepat waktu dan dalam kondisi yang baik. Sebab, selama ini, persoalan raskin selain kondisi berasnya yang sering tak layak konsumsi, distribusinya juga tidak lancar. Semoga Bulog merespon secara positif keluhan warga miskin.
—————————————————————–
Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.
Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666