Podcast » Cakrawala

Boarding School Harap Hati-hati

12 August 2014 - 21:39 WIB

Sekolah-sekolah yang mengasramakan siswanya (boarding school) di Aceh harap berhati-hati. Sikap waspada itu harus serius agar tujuan mengasramakan siswa tak berubah menjadi “penyakit” yang mengerikan seperti dialami sejumlah siswa baru (kelas I) di SMA Negeri Wira Bangsa, Meulaboh, Aceh Barat. Mereka mengaku menjadi korban siksaan seniornya hingga memar dan luka-luka. Peristiwa penyiksaan yunior oleh senior itu berlangsung di asrama sekolah unggul tersebut.

Setelah disiksa, para junior juga diancam supaya tidak melaporkan peristiwa itu kepada guru dan orangtua. “Kami trauma untuk kembali ke asrama sekolah, kami sangat tak nyaman belajar apabila terus-terusan diancam,” keluh seorang siswi yang menjadi korban penyiksaan kakak kelasnya.

Aksi kekerasan itu telah memaksa sejumlah siswa junior memilih pulang dengan meminta dijemput orangtua. Sedangkan para orang tua yang anaknya menjadi korban penyiksaan mengancam akan melaporkan kasus ini kepada aparat kepolisian, agar pihak sekolah dihukum karena melakukan pembiaran terjadinya kekerasan terhadap anak didik.

Tapi, kepala sekolah itu mengatakan, kasus ini menjadi perhatian serius pihaknya. Keberadaan para siswa di lembaga pendidikan ini untuk belajar dan tak dibenarkan melakukan tindakan yang melanggar hukum.

“Bagi siswa senior yang bersalah dan terlibat dalam kasus ini pasti kami beri sanksi tegas, termasuk sanksi dikeluarkan dari sekolah,” janjinya.

Tradisi perpeloncoan dan penganiayaan siswa senior kepada siswa junior seolah menjadi penyakit di lingkungan sekolah atau perguruan tinggi yang mengasramakan anak didiknya. Banyak keorban penyiksaan yang cacat semur hidup serta banyak pula yang meninggal akibat kekerasan di lingkungan lembaga pendidikan. Akan tetapi, keburukan itu tidak jua dapat dihilangkan.

Seorang dosen kriminologi mengatakan, kekerasan itu sesungguhnya merupakan “warisan”. Memotong mata rantai tindak kekerasan dan dendam kesumat yang diwariskan dari angkatan ke angkatan baru itu ternyata bukanlah hal mudah. “Gejala tindak kekerasan (violence), kebiadaban (barbarity), kekejaman (cruelty), dan segala bentuk tindakan kejahatan yang melampaui batas kemanusiaan (inhumanity) yang muncul di berbagai institusi pendidikan sungguh merupakan hal yang ironis. Lembaga pendidikan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mengajarkan solidaritas kepada sesama ternyata malah menjadi habitat yang subur bagi maraknya aksi-aksi kekerasan.”

Makanya, dianjurkan, untuk mencegah kasus perpeloncoan dan kekerasan lainnya tidak makin marak di lembaga pendidikan, saat ini yang dibutuhkan adalah langkah konkret. Yakni, menghukum para pelaku tindak kekerasan setimpal dengan kesalahannya. Kalau perlu, selain dipecat, juga diserahkan ke polisi.

Lalu, seperti kita ingatkan di awal tadi, sekolah-sekolah yang mengasramakan siswanya (terutama sekolah unggul atau percontohan) harus benar-benar bertanggung jawab hingga siswanya tercegah dari hal-hal buruk selama berada di asrama. Jika memang tak punya kemampuan untuk mengawasi secara serius, maka kebijakan mengasramakan siswa perlu dipertimbangkan ulang.

—————————————————————-

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666