Proyek APBA Bermasalah Dari Awal Hingga Ujung
20 May 2014 - 21:00 WIB
Ratusan rekanan yang telah menandatangani kontrak sebulan lalu, hingga awal pekan ini belum mengerajakan proyek-proyek APBA. Tahun anggaran 2014 ini sudah berjalan lima bulan. Itu artinya hanya ada sekitar enam bulan lagi untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak. Hal ini sangat merisaukan pihak Pemerintah Aceh sekaligus secara tidak langsung merugikan masyarakat.
Ketua Tim Pengendali dan Percepetan Kegiatan (P2K) APBA Setda Aceh, Taqwallah, menyebutkan, ada 272 proyek yang belum dikerjakan rekanan. Proyek-proyek dimaksud meliputi fisik, pengadaan, dan jasa konsultan. Untuk jasa konsultan memang tidak mungkin dikerjakan apabila barang belum tiba di lokasi. Tetapi untuk pekerjaan fisik seperti membangun jalan, jembatan, dan gedung, setelah teken kontrak, pekerjaan harus segera dimulai.
Proyek yang belum dikerjakan ada yang berasal dari Dinas Bina Marga Aceh, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika (Dishubkomintel), dan Dinas Pertambangan dan Energi.
Ada banyak alasan para rekanan yang belum memulai pekerjaannya. Antara lain, rekanan sedang mengurus pencairan uang muka dan ada juga yang sedang survei lapangan serta mobilisasi alat kerja. Ada juga kontraktor yang sedang menunggu pembuatan dokumen DED (detail engenering design), karena pembuatan DED dengan pekerjaan fisik berjalan bersamaan pada tahun anggaran 2014. Selain itu, proyek yang belum dikerjakan itu sebagian merupakan usulan kabupaten/kota dan usulan masyarakat melalui anggota DPRA.
Ya, itu persoalan teknis. Di luar itu kita ingin katakan bahwa keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek berakibat meningkatnya pembiayaan proyek tersebut. Dan, lebih menyakitkan lagi, kerugian yang ditimbulkannya juga meluas, termasuk merugikan masyarakat yang seharusnya sudah lebih cepat dapat menikmati hasil pembangunan itu.
Kemudian, hambatan yang menjadi kebiasaan buruk dalam memulai pelaksaan proyek adalah ketergantungan rekanan pada cairnya uang muka proyek. Ini selain menggambarkan rekanan tidak siap, pejabat pemilik proyek juga tidak mengantisipasi dengan “menekan” rekanan supaya lebih siap secara teknis dan biaya. Makanya, bertahun-tahun proyek APBA ini bermasalah sejak awal hingga akhir.
Kemudian, dalam kondisi yang memang sudah terklambat ini, kita juga mempertanyakan apakah pihak eksekutif sudah siap menggenjot rekanan untuk bekerja cepat dan lancar? Ini perlu kita persoalkan mengingat selama ini peran pengawas lapangan yang merupakan wakil pemerintah di lapangan, terkesan hanya formalitas. Oknum-oknum pengawas itu malah bisa “diatur” secara gampang oleh pelaksana proyek. Makanya, jika nanti proyek-proyak yang sudah terlambat dimulai ini juga terlambat selesai, pengawas-pengawas lapangan itu juga perlu “diadili” guna dimintai tanggung jawabnya bersama P2K.
——————————————————————
Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.
Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666