Podcast » Cakrawala

Oknum Polisi Nakal Harus Disingkirkan

21 May 2014 - 18:37 WIB

Polisi di Aceh dalam akhir-akhir ini benar-benar sedang menjadi bahan pemberitaan paling menyedot perhatian masyarakat. Ironinya, sensasi itu bukan karena kesuksesan, tapi justru lantaran “aib” yang sengaja mereka buat.

Kasus pertama yang sangat menggemparkan adalah katerlibatan dua oknum polisi dalam kasus pemberondongan hingga menewaskan seorang caleg PNA Aceh Selatan. Yang bikin konyol lagi, kedua oknum polisi yang disangka terlibat pembunuhan berencana terhadap seorang caleg itu, juga disebut-sebut sebagai pengikut aliran difatwa sesat oleh majelis ulama. Aliran itu dikembangkan tersangka lainnya dalam kasus sama, yakni Tgk Barmawi.

Di tengah upaya Polda Aceh dan Polres Aceh Selatan memberesklan kasus pembunuhan berencana terhadap caleg PNA tersebut, polisi di Aceh Barat malah menangkap sejumlah oknum polisi sedang berjudi dan pesta narkoba di Meulaboh, Aceh Barat, bersama sejumlah sipil lainnya. Yang sangat mencoreng institusi kepolisian adalah karena di antara oknum polisi yang tertangkap itu, dua orang berpangkat perwira. Mereka bertugas di Polres Nagan Raya dan Polres Aceh Jaya.

Kapolres Aceh Barat AKBP Faisal Rivai SIK secara tegas menyatakan tetap memproses kasus itu hingga tuntas sesuai dengan tingkat pelanggaran hukum yang dilakukan pelaku. “Kasus ini tetap berjalan dan tak akan kita tutup-tutupi proses hukumnya.”

Perangai oknum-oknum polisi yang berjudi dan mengonsumsi sabu-sabu ini sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Kalau memang benar terbukti, mereka tidak layak lagi menjadi penegak hukum. Mereka telah melakukan “kejahatan yang luar biasa”.

Mereka yang terlibat tidak saja harus dipecat sebagai anggota polisi, namun mereka harus dihukum berat. Alasannya, sebagai penegak hukum harus dihukum lebih berat jika melakukan pidana dibanding masyarakat biasa.

Ingat negara kita negara hukum. Maka, tak ada yang kebal hukum termasuk aparat penegaknya sendiri. Jika pimpinan kepolisian di daerah ini berani mengambil langkah itu, maka akan sangat elegan di mata masyarakat.

Tindakan tegas itu penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dan citra penegak hukum yang saat ini masih berada di titik nadir. Dan, kecaman-kecaman pedas publik terhadap polisi terkait banyaknya oknum polisi nakal, harus betul-betul direspon sebagai koreksi serius. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian penting pimpinan kepolisian di daerah ini. Pertama, mengenai jaminan rasa aman. Sebab, jika polisi menjadi “pagar makan tanaman”, perlindungan seperti apa yang bisa diharapkan lagi oleh masyarakat. Kedua, polisi sebagai barisan terdepan dalam pemberantasan narkoba, tak boleh goyah oleh “rayuan” sindikat narkoba yang kian berduit. Dan, jika ada oknum polisi yang sudah tergoda rayuan para narkobais, tapi tak segera disingkirkan dari institusi kepolisian, maka itu akan menjadi duri dalam daging bagi Polri.

Kasus yang datang bertubi-tubi, sorotan-sorotan yang tak tertuntaskan, adalah bagian dari realitas kepolisian kita saat ini. Skandal oknum polisi yang terlibat pedofil, terlibat perampokan, terlibat narkoba, terlibat judi, dan mungkin ikut-ikutan dalam ajaran sesat jelas mencoreng citra polisi. Justru itulah, kini tindakan progresif seorang Kapolda Aceh sangat diperlukan demi perbaikan kondisi internal kepolisian daerah ini agar tak berkembang lebih buruk.

—————————————————————-

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666