Podcast » Talkshow

LIBAS (Lepas Inspirasi Bisnis Ala Suparno) “Gerakan 10.000 Pengusaha”

28 May 2014 - 19:47 WIB

MEMANG wirausaha satu-satunya jalan untuk mempercepat pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat Aceh. Paradigma tersebut harus tertanam dalam benak generasi muda.

Satu anak muda, harus mampu memfasilitasi 1.000 anak muda lainnya melalui berbagai jenis produk usaha. Pada kenyataannya, jumlah pengusaha di Aceh memang sangat terbatas. Jauh dari rata-rata nasional yakni sekitar 1,8 persen dari total populasi penduduk Indonesia.

Sebagai salah satu stakeholder di tengah-tengah masyarakat, Gerakan Wirausaha Aceh (GWACH) selama dua tahun ini telah menunjukkan komitmen mendukung optimalisasi peneluran pengusaha di Aceh. GWACH terlibat aktif dalam serangkaian seminar-seminar entrepreneur baik yang digelar secara khusus, maupun kerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya.

GWACH juga menyasar sejumlah kampus. Selama beberapa periode, GWACH bekerjasama dengan sejumlah BEM Fakultas untuk memberikan penyegaran entrepreneur dan pendampingan kepada mahasiswa-mahasiswi yang memiliki bisnis. Harapannya, mereka dapat menyebarkan virus wirausaha terhadap rekan sejawatnya sehingga para calon sarjana tak melulu berorientasi pada upaya mencari kerja. Mereka harus mampu menyediakan lapangan kerja.

Program Lepas Inspirasi Bisnis ala Suparno (LIBaS) selama dua tahun ini memberikan ide-ide dan gagasan wirausaha kepada masyarakat Aceh. LIBaS telah mendapatkan respons positif. Ada yang mempertanyakan gagasan yang disampaikan, ada pula yang coba-mencoba merealisasikan gagasan yang ada dengan konsep yang sederhana.

Hari ini hingga beberapa waktu tertentu, kerjasama GWACH-Harian Serambi Indonesia akan berakhir. Kami berharap, GWACH dapat mengkreasikan kerjasama lainnya untuk mewarnai informasi wirausaha yang dapat disajikan kepada masyarakat.

GWACH masih memiliki komitmen untuk mencetak 10.000 pengusaha muda Aceh di tahun 2023. GWACH akan mendukung kerja-kerja pemerintah untuk meningkatkan rasio jumlah pengusaha di Aceh. Pada dasarnya, standar rasio jumlah pengusaha yakni 4 persen dari total penduduk yang ada.

Namun berhenti di 4 persen bukanlah target GWACH. Dengan kekayaan sumber daya alam dan ragam komoditas, GWACH meyakini peningkatan rasio jumlah pengusaha di Aceh bisa di atas 4 persen. Kalaupun tak sejajar dengan Amerika Serikat yang mencapai 11 persen atau China dengan rasio 12 persen pada Tahun 2014 ini, minimal Aceh bisa setara dengan Singapura yang memiliki rasio pengusaha sebesar 8 persen.

Pada akhirnya kita menyadari, setiap orang di dunia ini memiliki hak yang sama untuk meraih mimpi apa pun. Tentunya tak ada orang yang menginginkan hidup miskin, dengan pendidikan seadanya dan tak ada sedikitpun jaminan kesehatan. Semua orang yang terlahir di dunia ingin hidup mandiri dan mapan.

Islam sangat mengharapkan muslimin dapat menjadi pebisnis. Rasulullulah Muhammad SAW dari mudanya sudah menjadi seorang pengusaha, bukan semata-mata karena tradisi keluarga. Beliau merencanakan setiap tahapan usianya untuk menjadi pemimpin yang sudah merdeka secara financial.

Hal tersebut tentunya berlaku untuk semua orang. Semua orang harus memiliki peta hidup yang direncanakan dengan sistematis. Bayangkan, kalau SBY tak merencanakan dirinya menjadi seorang militer, pastinya dia takkan mungkin bisa menjadi Presiden Indonesia. Bayangkan pula kalau Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah tidak merencanakan hidupnya. Mungkin saat ini kita sedang melihat sosok Zaini dalam format lain yang membuat kita bakal sangat prihatin padanya. Nah mau jadi apa? Rencanakanlah dari sekarang!

————————————————————

Syedara lon, program “LIBAS” Radio SerambiFM, bisa Anda dengarkan setiap Hari Senin pada pukul 11.00 Wib.

Program ini mengupas bagaimana Metode Bisnis dan juga mengemas suatu Hal agar menjadi pebisnis sukses dengan berbagai motivasi terbaik dari “LIBAS” Bersama Bapak Suparno. Anda juga kami undang berpartisipasi di line telpon :0651-637172 dan 0811689020