Podcast » Cakrawala

Kasus Faisal Terungkap, Bagaimana yang Lain?

19 May 2014 - 18:50 WIB

Harian Serambi Indonesia edisi hari Minggu kemarin mewartakan hal yang memiriskan hati dan sulit diterima akal sehat. Seorang oknum polisi berisinial Hus ditangkap oleh tim gabungan dari Reserse Kriminal Polda Aceh dan Polres Aceh Selatan karena diduga terlibat dalam penembakan sehingga menewaskan Faisal (40), kader Partai Nasional Aceh (PNA) pada 2 Maret lalu di Aceh Selatan.

Oknum polisi berpangkat brigadir itu diyakini bertindak sebagai eksekutor ketika menghujani dengan 46 peluru mobil Freed yang dikendarai Faisal sendirian di pegunungan Meukek, Aceh Selatan. Dalam aksi itu Hus dibantu tiga warga sipil temannya, masing-masing Nasir bin Yunus (35), Rifki bin Mustafrin (34), keduanya warga Aceh Selatan, dan Usman bin Yunus (29), berstatus mahasiswa, asal Aceh Barat Daya.

Yang sangat mengagetkan adalah motif dari pembunuhan itu. Brigadir Hus bersama tiga rekannya ternyata berkomplot atas suruhan Teungku Ahmad Barmawi, Pimpinan Yayasan Al-Mujahadah, Gampong Ujueng Kareung, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan. Di rumahnya selama ini, Barmawi rutin melakukan pengajian dan punya banyak pengikut. Salah satunya adalah Brigadir Hus. Tapi karena pengajaran yang dikembangkan Barmawi menyimpang dari pakem Islam, sehingga Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh memfatwakan ajaran itu sesat. Akibatnya, 28 Februari lalu kantor yayasan itu disegel. Tapi diam-diam yayasan itu tetap beroperasi.

Faisal termasuk pria yang paling getol memantau dan menentang aktivitas ilegal Tgk Barmawi bersama santrinya. Meski mereka masih berhubungan famili, tapi Faisal juga mendemo Tgk Barmawi karena berani mengangkangi fatwa MPU Aceh. Dari sinilah kemudian timbul dendam di hati Tgk Barmawi dan dia memilih salah satu muridnya, yakni Brigadir Hus, untuk menghabisi Faisal. Aksi itu berjalan mulus karena ada Usman bin Yunus, sang mahasiswa, yang berperan sebagai pemantau gerak-gerik korban dan mengamati kondisi lapangan.

Suasana panas menjelang Pileg 9 April lalu digunakan Tgk Barmawi cs sebagai momentum untuk menghabisi Faisal sehingga langsung terbentuk opini bahwa pembunuhan itu bermotif politik. Tapi, setelah polisi bekerja keras lebih dari dua bulan, akhirnya fakta lain pun terungkap.

Kita pantas angkat salut kepada jajaran Polda Aceh yang berhasil mengungkap kasus ini sekaligus mematahkan opini publik yang telanjur terbentuk bahwa seolah kasus ini bermotif politik. Hal lain yang sangat pantas diapresiasi adalah kejujuran Polda Aceh di bawah kepemimpinan Irjen Husein Hamidi yang berterus terang bahwa peristiwa yang menyedot perhatian publik ini ternyata melibatkan seorang polisi. Tak terlihat sedikit pun upaya Polda Aceh memproteksi atau menutup-nutupi bahwa ada polisi yang terlibat dalam drama pembunuhan caleg PNA ini. Sikap seperti ini menunjukkan netralitas dan profesionalisme yang patut diacungi jempol. Mudah-mudahan seperti diungkapkan Kapolda kepada Harian Serambi, tersangka yang merupakan oknum polisi itu dihukum seberat-beratnya karena tindakannya telah mencoreng nama baik korps kepolisian.

—————————————————————-

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666