Podcast » Cakrawala

Tuntutan Masuk Akal, Turunkan Tarif BBNKB

26 March 2014 - 17:51 WIB

Para pedagang mobil baru di Banda Aceh mendesak Pemerintah Aceh supaya segera menurunkan tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dari 13 persen menjadi 10 persen. Jika tidak, maka konsumen mobil Aceh akan membeli mobil di Medan yang tarif BBNKB-nya cuma 10 persen. Sebagai contoh, untuk mobil seharga Rp 150 juta, sesilih BBNKB-nya sebesar 3 persen, antara Aceh dengan Medan mencapai Rp 4,5 juta/unit.

Jadi, dengan kondisi sekarang, selain tidak berpihak pada upaya memperbaiki iklim bisnis otomotof di Aceh, pemerintah daerah ini juga kehilangan banyak pendapatan dari berbagai sisi. Situasi ini rupanya sudah sangat disadari oleh pejabat di Pemerintahan Aceh. “Ya, kalau Pemerintah Aceh tidak menurunkan tarif BBNKB-nya, dikhawatirkan penduduk Aceh banyak yang akan membeli mobil baru melalui dealer di Medan, karena selisih harganya lebih besar,” kata Kepala Dinas DPKA, Muhammad.

Keingin untuk menurunkan tarif BBNKB –diakui pejabat tadi– memang ada, tapi sebelum kebijakan tersebut diambil, akan ada kajian plus minusnya lebih dulu. Selain itu, penurunan tarif BBNKB harus melalui usulan perubahan qanunnya ke DPRA. Itulah kita, ketika orang lain sudah berbuat, kita masih barpikir dan berbirokrasi. Makanya kita selalu tinggal selangkah atau lebih dengan daerah lain yang lebih cepat membaca “tanda-tanda jaman”.

Bagi Pemerintah Aceh, menurunkan tarif BBNKB itu memang sasuatu yang sangat berat. Sebab, siapapun tahu bahwa BBNKB merupakan salah satu pendapatan andalan Pemerintah Aceh di luar pos penerimaan pajak daerah lainnya. Tahun 2013 saja, total penerimaan pajak BBNKB mencapai Rp 288,786 miliar. “Tahun 2014 ini, targetnya dinaikkan menjadi Rp 296,157 miliar.”

Terkait dengan suara para pebisnis otomotif yang kini sangat berkembang di beberapa kota di Aceh, mestinya Pemerintah Provinsi ini tidak terlalu berat untuk mengabulkannya. Sebab, dengan menurunkan BBNKB dari 13 persen menjadi 10 persen, jumlah pemilik kendaraan baru yang ber-BBNKB di Aceh dipastikan akan lebih banyak. Bicara soal pendapatan Pemerintah Provinsi dari BBNKB dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), walau tiap tahun dikabarkan realisasinya melebihi target, tapi sebetulnya kinerja eksekutif dalam pemungutan BBNKB dan PKB masih sangat rendah. Bahkan, mungkin jumlah penunggak PKB di Aceh tiap tahun terus membengkak.

Selain itu, Pemerintah Aceh juga tidak kreatif dalam upaya meningkatkan banyak pendapatan dari sektor ini. Buktinya, jumlah kendaraan berplat luar Aceh sangat banyak beredar di daerah ini bertahun-tahun. Kalau saja Pemerintah Aceh kreatif, misalnya dengan memberi insentif atau kemudahan dalam pemutasian kendaraan dari luar ke Aceh, masuk akal jika kita katakan peminatnya akan banyak. Dan, ini sangat menguntungkan ke depannya. Daripada selama ini, mobil-mobil mewah berplat luar Aceh berseliweran di sini, tapi tiap tahun mereka menyetor pajak ke luar Aceh. Apa artinya?

Maka, dalam rangka mengintensifkan penerimaan pajak kendaraan bermotor khususnya kendaraan luar daerah yang beroperasi di wilayah ini, gubernur bisa membuat peraturan pemberian keringanan BBNKB dan PKB. Hal lainnya tentu dengan strategi klasik, yakni meningkatkan intensitas razia kendaraan guna menekan pembengkakan tunggakan PKB setiap tahun.

—————————————————————

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666