Podcast » Cakrawala

Bedah Jantung di Aceh, Siapa Takut?

27 February 2014 - 20:41 WIB

Gubernur Zaini Abdullah diiringi senyum sumringah dua hari lalu meresmikan operasional kamar bedah jantung di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Ada dua hal yang membuat gubernur gembira, pertama, karena kamar bedah jantung bersistem hybrid ini dapat dilakukan dua tindakan yang saling terintegrasi. Yakni, bedah jantung bypass dan pengobatan noninvasif untuk pemasangan ring (cincin) pada pembuluh darah jantung pasien. Selama ini RSUZA baru dapat melayani pemasangan ring pada pembuluh darah yang menyempit.

Kedua, karena ini merupakan perwujudan “mimpi” pemerintah Aceh dalam rangka memberikan pelayanan terbaik sektor kesehatan kepada masyarakat, khususnya para penderita gangguan jantung.

“Bila selama ini pasien bypass dirujuk ke rumah sakit di Jakarta. Tapi dengan adanya kamar bedah jantung hybrid, maka penanganan bedah jantung bypass sudah bisa dilakukan di RSUZA,” ujar Zaini yang juga seorang dokter.

Untuk tindakan pembedahan ini, RSUZA telah memiliki 12 tenaga spesialis bedah jantung yang pernah magang di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Selain itu ada 22 dokter ahli yang pernah bergabung dalam tim operasi bypass jantung di Rumah Sakit Narayana, Negara Bagian Bangalore, India.

Dokter-dokter inilah yang nantinya menangani pasien di kamar bedah jantung hybrid. Harapannya, para dokter ini dapat bertugas maksimal, sehingga masalah penanganan penyakit jantung bagi masyarakat Aceh tertangani secara maksimal.

Sebab, menurut catatan, penyakit jantung di Aceh memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Selain orang dewasa, penyakit jantung bawaan bagi anak juga tinggi umumnya harus menjalani operasi. Dan, selama ini RSUZA harus merujuk puluhan pasien ke Jakarta untuk dioperasi setiap bulan.

Celakanya, sesampai di Jakarta, pasien rujukan dari Aceh ini mengeluh karena tak tertangani secara tepat mengingat banyak pasien jantung rujukan dari seantero tanah air. Kondisi ini tentu sangat memberatkan pasien dan keluarganya, terutama terkait soal penginapan, makan, dan lain-lain selama masa menungu operasi yang terkadang bagai terkatung-katung. Sedangkan pasien-pasien berduit umumnya memilih bypass di Penang atau Kuala Lumpur (Malaysia), Singapura, dan juga Australia.

Oleh sebab itu, pengalaman pilu warga Aceh penderita sakit jantung ini hendaknya tidak terulang lagi dengan adanya tenaga ahli dan fasilitas bedah jantung yang begitu canggih di RSUZA Banda Aceh. Agar dana daerah yang telah dikeluarkan begitu banyak untuk melatih dokter-dokter dan paramedis serta pembelian fasilitas ruang bedah tidak sia-sia, maka sejak awal tim bedah jantung di RSUZA ini harus menunjukkan kinerja yang baik.

Sebab, untuk meyakinkan seorang pasien agar berani menjalani bedah jantung (bypass) di Aceh, bukanlah hal gampang. Apalagi kaum berduit, mereka pasti akan memilih ditangani oleh tim-tim dokter berpengalaman di luar negeri. Sekali lagi, sejak awal tim bedah jantung di RSUZA ini harus bisa meyakinkan masyarakat. Termasuk dalam bidang pelayanan. “Permudah semua prosedur, sehingga akses masyarakat mendapatkan pelayanan makin mudah dan lebih baik,” pinta Gubernur Zaini Abdullah. Nah?!

—————————————————————

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666

Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah :