Air Bersih Kian Menjadi Keluhan
4 February 2014 - 21:26 WIB
Ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari kian menjadi keluhan sebagian besar masyarakat di Aceh. Bukan hanya warga perkotaan, tapi juga nun di desa-desa juga kesulitan memperoleh air bersih karena berbagai persoalan. Di kota-kota, masyarakat mengeluhkan layanan perusahaan air minum daerah yang sering macet. Sedangkan di desa-desa warga kesulitan air karena faktor kemarau atau pencemaran lingkungan.
Dan, persoalan itu kemarin mendominasi pemberitaan harian ini kemarin. Di antaranya, ratusan sumur warga di kawasan Lamno, Kecamatan Jaya dan Indra Jaya, Aceh Jaya, dilaporkan mulai mengering akibat kemarau yang terjadi sejak sebulan terakhir ini. Kondisi tersebut mengharuskan warga memanfaatkan air sungai untuk mandi, mencuci, dan keperluan lainnya.
Kemarau ini membuat warga cemas karena juga mengakibatkan gagal panen. Makanya, di beberapa masjid sejumlah warga telah melaksanakan shalat Istisqa yaitu shalat meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan.
Lebih prihatin lagi, dari Singkil dikabarkan, telah puluhan tahun warga Singkil Utara, mengonsumsi air rawa. Sedangkan air sumur yang menjadi andalan kebutuhan sehari-hari, kini kondisi berbau tak sedap, berwarna hitam, serta berminyak. Jika dipakai mandi, kulit sering gatal-gatal. Artinya, sumur-sumur warga di Singkil Utara itu sudah tercemar.
Jika di Lamno dan Singkil masyarakat berhadapan dengan iklim dan pencemaran, maka di Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur, masyarakat mengeluhkan pelayanan air bersih oleh PDAM Tirta Peusada yang selama ini sering tersendat. “Kalau pagi dihidupkan kran air, yang keluar cuma angin. Jikapun ada air, warnanya keruih dan tak layak dipakai untuk air minum dan memasak.”
Demikian pula persoalan yang menimpa seribuan pelanggan air bersih PDAM Tirta Daroy di Gampong Panteriek, Kecamatan Luang Bata, Banda Aceh. Disitribusi air ke rumah mereka mendadak macet dua hari di akhir pekan kemarin.
Dari lima berita terkait persoalan air bersih yang disiarkan harian ini pada edisi Senin, 3 Februari 2014, “menyampaikan” beberapa pesan penting kepada banyak pihak, terutama pemerintah. Sebab, ketika air sumur keriong atau tercemar, yang selalu kita pertanyakan adalah bagaimana sikap pemerintah terhadap perusak lingkungan.
Dan, ketika begitu banyak PDAM tak bisa melayani pelanggannya secara baik, yang kita pertanyakan adalah mengapa sudah berpuluh-puluh tahun pengelola PDAM oleh pemerintah masih amatiran. Belum bisa memuaskan pelanggannya. Lihatlah, bagaimana pihak PDAM menyetop air ke pelanggan tak memberitahukan lebih dulu. Ini ‘kan contoh amatiran?
Makanya, terkait dengan persoalan air bersih ini, semua pihak berkepentingan harus mengambil langkah antisipasi agar krisis air bersih kebutuhan tidak terjadi secara berkepanjangan apalagi sampai menimbulkan tragedi kemanusiaan. Pertanyaan terakhir kita adalah “kapan manajemen PDAM di negeri ini bisa profesional dan menghargai pelanggan?”
————————————————————
Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.
Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666
Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah :