Podcast » Cakrawala

Saatnya Aceh Melirik Geotermal

28 October 2013 - 22:59 WIB

SEBUAH berita tentang potensi panas bumi (geotermal) sebagai satu sumber energi terbarukan dilansir Harian Serambi Indonesia, Minggu (27/10) kemarin. Dikabarkan dari Jakarta bahwa World Wildlife Fund (WWF)-Indonesia kini gencar melaksanakan program ‘cincin api’ (ring of fire) dengan konsentrasi pada upaya promosi pemanfaatan panas bumi sebagai satu sumber energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Filipina.

Dalam berita itu juga disebutkan bahwa Indonesia, termasuk Aceh, memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia, mencapai 29 Gigawatt dari potensi panas bumi dunia. Namun, dari jumlah ini baru 1,2 Gigawatt yang dimanfaatkan. Padahal, Kebijakan Energi Nasional telah manargetkan agar panas bumi dapat menyokong 5 persen bauran energi nasional pada 2025 nanti. Namun, hingga kini, panas bumi Indonesia baru berkontribusi 1% dengan perkembangan yang lambat.

Melalui Program Ring of Fire, WWF-Indonesia berambisi bahwa pada 2015 terjadi perubahan yang nyata menuju pemanfaatan energi terbarukan yang berkelanjutan khususnya panas bumi di Indonesia.

Apa yang disampaikan Koordinator Program Ring of Fire WWF- Indonesia, Indra Sari Wardhani dalam acara media briefing menjelang keberangkatan 12 wartawan, termasuk dari Serambi Indonesia ke Pusat Pembangkit Listrik Panas Bumi Mount Apo, Filipina itu, sungguh sesuatu yang patut diapresiasi. Terlebih karena Aceh memiliki banyak sumber panas bumi.

Pihak PLN Wilayah I Aceh sudah mendata bahwa potensi geotermal di Aceh mencapai 589,42 MWe (Megawatt energy). Konsentrasi terbesar terdapat di Seulawah Agam, Aceh Besar, mencapai 250,00 MWe. Disusul potensi geotermal di Jaboi, Sabang, mencapai 74,14 MWe, kemudian 15,28 MWe di Gayo Lesten, Karang Baru, Aceh Tamiang.

Menariknya, PLN Aceh pun sudah mengancang-ancang bahwa pada 2015 nanti di Seulawah Agam akan dibangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berkapasitas 55 MW dan di Jaboi berkapasitas 20 MW. Jika ini terealisasi maka rasio elektrifikasi (RE) di Aceh makin meningkat, mengingat saat ini rasionya baru mencapai 89,22 persen. Artinya, masih 10,76 persen lagi dari calon pelanggan belum bisa menikmati listrik di Aceh, karena terbatasnya energi listrik dan jangkauan pelayanan.

Oleh karenanya, sangat menarik dan menjanjikan apabila mulai tahun depan Pemerintah Aceh serius melirik dan memanfaatkan energi panas bumi ini, sehingga pada tahun 2015 geotermal benar-benar bisa menjadi tambahan energi di Aceh, di tengah menurunnya produksi migas, termasuk solar yang kian langka dan harganya makin mahal.

Lagi pula, dilihat dari aspek lingkungan, energi panas bumi sebagai pembangkit listrik sangatlah ramah lingkungan karena tak menimbulkan gas emisi, juga dapat diproduksi secara berkelanjutan, dan minim dampak sosial. Mari kita dukung upaya ini.

——————————————-

Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
dan syedara lon juga bisa berpartisipasi dalam Acara ini di nomor telp (0651)637172 dan 0811689020 / SMS 0819 878 666

Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah :