Pemadaman Bergilir, Tindakan Amatiran
25 September 2013 - 18:25 WIB
MAYORITAS penduduk Aceh akan mengalami masa-masa yang tidak menyenangkan sepanjang malam pada pekan ini hingga Oktober mendatang, mengingat bakal ada pemadaman listrik secara bergilir dari pantai timur hingga Banda Aceh. PLN mengatakan pemadaman bergilir itu karena adanya pemeliharaan mesin pembangkit di Sumatera Utara. Gangguan ini diperkirakan baru bisa teratasi pada November 2013, namun belum pasti tanggal berapa.
“Mesin pembangkit listrik di Belawan, Sumatera Utara, kini dalam masa pemeliharaan, sehingga Aceh mengalami defisit daya listrik 40 Megawatt per hari dari sekitar 70 MW rata-rata yang diterima selama ini,” kata General Manager PT PLN Wilayah Aceh, Ir Sulaiman Daud.
Kondisi mesin di yang menyuplai ke wilayah Sumatera Utara, Aceh, dan Riau tidak dapat dipertahankan lagi. “Jika pemeliharaannya ditunda, akan memperparah kondisi mesin dan dapat padam seluruhnya. Maka dilakukanlah pemeliharaan dengan digilir pemadamannya. Pemeliharaan itu juga harus dilakukan secara rutin 3.000 jam sekali dipelihara dan kini sudah jatuh tempo untuk dilakukan pemeliharaan,” jelas Sulaiman.
Wilayah yang akan terkena pemadaman secara bergilir adalah Langsa, Lhokseumawe, Bireuen, Sigli, Banda Aceh, dan sekitarnya selama beberapa hari ke depan sebagaimana terjadi secara parsial belakangan ini. Masa pemadamannya berkisar antara satu hingga tiga jam, kemudian dialihkan ke penyulang lainnya.
Apapun alasan yang dikemukakan PLN, melakukan pemadaman bergilir tetap saja sebagai tindakan amatiran bukan kebijakan profesional. Harusnya, sebagai perusahaan milik pemerintah yang sudah berusia sangat tua, tidak perlu lagi melakukan pemadaman bergilir pada saat terjadinya pemeliharaan mesin-mesin.
PLN mestinya sudah memiliki banyak genset cadangan yang dapat dioperasikan secara bergilir setiap kali terjadinya pemeliharaan mesin-mesin pembangkit utama. Jadi bukan malah melakukan pemadaman bergilir. Itu sangat tidak profesional di mata pelanggan.
Dan, kita sangat sependapat dengan pikiran Bung Yusrizal SH MH yang menulis di kolom opini harian ini kemarin. “Disadari atau tidak bahwa pengelolaan listrik membutuhkan suatu manajemen dan rasa tanggung jawab yang besar serta komitmen untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat sebagai konsumen. Kesalahan dan ketidakberesan pengelolaan tersebut berakibat pada munculnya angka kemiskinan serta ketimpangan ekonomi yang berpotensi terjadinya kejahatan. Jelas tampak di sini bahwa negara salah urus mengenai pengadaan tenaga listrik nasional. Melihat kondisi yang sudah demikian parah, mengapa tak coba dilakukan privatisasi terhadap pengelolaan listrik ini?” tulis dosen Fakultas Hukum Unimal Lhokseumawe/Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Kabupaten Aceh Utara itu. Nah?!
———————————
Syedara lon, Program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.
Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.
Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah