Podcast » Cakrawala

Biaya Kesehatan Tetap Gratis

18 September 2013 - 20:51 WIB

Terjadinya perubahan lembaga dan sistem pelayanan kesehatan masyarakat berasuransi secara nasional, telah menimbulkan banyak tanda tanya di kalangan masyarakat Aceh yang selama ini biaya berobatnya ditanggung JKA. Kabar yang beredar selama ini adalah, mulai 1 Januari 2014 ada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, di dalam program ini hanya 2,1 juta jiwa penduduk miskin Aceh yang dapat dilayani biaya kesehatannya sesuai dana JKA yang bersumber dari APBN.

Selain itu, penduduk Aceh yang telah terdaftar sebagai peserta Askes (PNS, TNI/Polri/pensiunan) sebanyak 446.257 orang dan peserta Jamsostek dari perusahaan sebanyak 76.967 orang. Sedangkan sisanya 2.316.441 orang dari total penduduk Aceh sekitar 4,8 juta jiwa, tak masuk ke dalam tiga jenis asuransi kesehatan tersebut.

“Karena kita ingin semua penduduk Aceh memiliki jaminan asuransi kesehatan, maka program JKA yang dananya bersumber dari APBA tetap dilanjutkan. Sehingga 2.316.441 penduduk Aceh yang tak masuk dalam program JKN, Askes, dan Jamsostek, juga memiliki asuransi kesehatan yaitu melalui program JKA,” tegas Gubernur Zaini Abdullah.

Lalu, Sekjen Kemenkes RI, dr Supriyantoro mengatakan, dalam masa transisi dari PT Askes ke BPJS Bidang Kesehatan, kartu Jamkesmas, Askes, Jamsostek maupun kartu JKA masih tetap berlaku di rumah sakit pemerintah dan puskesmas untuk berobat gratis.

Pembenahan proses peralihan penertiban administrasi identitas peserta Jamkesmas, Askes, Jamsostek dan JKA dalam satu wadah JKN, akan dilakukan pada bulan kedua dan ketiga tahun depan. “Sebelum ada kartu JKN, kartu Jamkesmas, Askes, Jamsostek, JKA, dan Kartu Keluarga (KK) Aceh masih tetap berlaku untuk dasar dapat berobat gratis di rumah sakit pemerintah dan puskesmas maupun rujukan ke RS di luar Aceh,” ujarnya.

Ya, dengan penegasan dari Gubernur Zaini Abdullah dan Sekjen Kemenkes itu kini sudah jelas bahwa masyarakat Aceh tak perlu gelisah sehubungan dengan adanya perubahan badan serta sistem pelayanan kesehatan warga berasuransi secara nasional. Yang menjadi harapan kita, perubahan itu dapat diejawantahkan secara rapi di Aceh. Khususnya dalam hal kelancaran penanganan operasi dan pengobatan.

Sebab, dari cacatan kita dalam tiga tahun terakhir, usaha-usaha perbaikan pelayanan kepada pasien-pasien JKA ternyata belum mempu mengurangi keluahn masyarakat. Masih banyak tempat-tempat yang seharusnya melayanai pasien JKA tapi malah menolak. Masih banyak pasien yang diminta membeli sendiri obat-obat dengan alasan JKA tak menyediakannya. Lalu, data terakhir juga menunjukkan begitu panjang antrean calon pasien operasi di RSUZA Banda Aceh.

Bagi orang sakit, sebetulnya lebih baik membayar tapi terlayani perawatan kesehatannya daripada gratis tapi tidak terlayani. Itu kan sama dengan bohong!?

Jadi, yang penting buat masyarakat miskin Aceh adalah ketika mereka butuh layanan kesehatan ada puskesmas atau rumah sakit dan dokter yang menerima serta melayaninya. Ada obat yang diberikan tanpa harus membeli sendiri.

—————————————–

Syedara lon, program “Cakrawala” Radio Serambi FM bisa Anda dengarkan setiap Hari, Mulai Senin – Jum’at pada pukul 10.00-11.00 Wib.

Program ini mengupas “Salam Serambi” dengan menghadirkan narasumber berkompeten secara langsung ataupun by phone.

Untuk Selengkapnya, silahkan dengarkan podcast di bawah